Medan yang Sulit dan Jaringan Internet Terbatas, Guru di Cianjur Rela Datangi Rumah Siswa Demi KBM

- 9 Juni 2020, 21:35 WIB
Ilustrasi Guru Honorer.*
Ilustrasi Guru Honorer.* /ADE MAMAD/PR/ADE MAMAD

PR BEKASI – Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang terutama terkait jaringan internet di wilayah selatan Cianjur, Jawa Barat, membuat sebagian pelajar kesulitan melaksanakan kegiatan belajar daring selama di rumah.

Oleh karena itu, sebagian besar tenaga pengajar di wilayah tersebut tetap harus turun langsung dari rumah ke rumah untuk memberikan pengawasan terhadap siswa yang menjalani proses belajar mengajar di rumah.

Seperti yang dijalani Dodi Riana, guru honorer di SDN Jaya Mekar, Desa Muara Cikadu, Kecamatan Sindangbarang, Cianjur.

Baca Juga: Sakit Hati Karena Diejek sebagai Lelaki Tak Berguna, Pria Ini Tega Habisi Nyawa Pacar 

Sejak diberlakukannya pembelajaran di rumah bagi siswa selama pandemi COVID-19, menjadi kendala bagi guru dan siswa di wilayah selatan yang tidak memiliki layanan internet yang baik atau sebagian besar siswa tidak memiliki ponsel pintar.

Dia dan beberapa orang guru lainnya harus melakukan kunjungan ke rumah siswa sebagai bentuk bimbingan belajar terutama saat memasuki ujian yang berlangsung sejak beberapa hari yang lalu karena sebagian besar siswanya tidak memiliki ponsel pintar layaknya siswa di perkotaan.

"Sejak pemberlakuan sekolah di rumah selama pandemi, kami tidak berhenti mengajar karena sebagian besar siswa tidak memiliki telepon pintar sehingga kami jemput bola dengan mendatangi rumah siswa yang jaraknya saling berjauhan," katanya seperti dilansir dari Antara pada Senin, 9 Juni 2020.

Baca Juga: Bukan Hanya Dokter dan Perawat, Keluarga Nakes Juga Bisa Masuk Jalur Afirmasi PPDB 2020 Jabar 

Ia menjelaskan, setiap hari dia bersama seorang guru honorer lainnya mampu mendampingi 6 sampai 10 orang siswa yang menjalankan ujian secara manual karena keterbatasan ponsel pintar.

Namun, ketika hujan turun deras, hanya 4 sampai enam orang yang dapat didampingi.

Letak geografis rumah siswa yang cukup jauh membuat pihaknya tidak dapat memaksimalkan pendampingan terhadap siswa setiap harinya.

Meskipun untuk sampai ke lokasi rumah siswa yang berjarak 10 kilometer dari tempat tinggalnya, namun jalan yang rusak membutuhkan waktu yang cukup lama.

Baca Juga: Sejumlah Pedagang Positif, Jabar Targetkan 700 Pasar Tradisional untuk Gelar Pemeriksaan Covid-19 

Tidak jarang, sepeda motor hanya bisa dititipkan di rumah warga karena untuk sampai ke rumah siswa yang dituju, hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

"Kalau yang jauh tidak dapat ditempuh dengan sepeda motor, otomatis membutuhkan waktu yang cukup lama," katanya.

Meskipun tetap harus mendampingi siswa langsung ke rumahnya masing-masing selama menjalani ujian, tuturnya, hal tersebut dijalani dengan sepenuh hati dengan harapan hasil ujian siswa dapat memuaskan dan seluruh siswa dapat naik kelas.

"Harapan kami jaringan internet bisa sampai ke pelosok sehingga upaya pendampingan dapat dilakukan melalui telepon pintar. Meskipun masih sulit, kami tetap menikmati upaya pendampingan secara langsung seperti sekarang meskipun waktu yang kami miliki terbatas," katanya.

Baca Juga: Kasus Kematian Capai 4.694, Pemerintah Swedia Dinilai 'Gagal Total' Tangani Covid-19 

Ia menambahkan, buruknya infrastruktur di wilayah selatan, dapat menjadi perhatian dinas terkait di Pemkab Cianjur, agar segera diperbaiki untuk meningkatkan indeks pendidikan dan perekonomian warga sekitar.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x