Suhu yang lebih hangat saat ini telah mengurangi tingkat musim panas dan musim dingin dari pembentukan es.
Data satelit telah dikumpulkan untuk memantau es dengan tepat sejak 1979 dan kecenderungan penurunannya terlihat jelas.
Baca Juga: Buat Warganet Iri, Ridwan Kamil Pamer Keromantisan di Tengah Guyuran Hujan Bersama sang Istri
Untuk bulan Oktober, pengukuran menunjukkan tren penurunan es 8.2 persen selama 10 tahun terakhir.
Sejak September, para peneliti mencatat tingkat terendah kedua dari es laut yang tercatat di Kutub Utara, meskipun tidak mencapai tingkat terendah yang tercatat pada 2012.
Tapi, suhu air laut yang lebih hangat daripada biasanya telah memperlambat pembentukan es baru meskipun telah memasuki bulan Oktober.
Baca Juga: Mendadak Bahas Posisi Ketum PDIP, Megawati: Saya Nggak Akan Selamanya Jadi Ketum
Suhu air di bagian timur Kutub Utara, utara Siberia, 2 Cecius (35.6 Fahrenheit) hingga 4 Celcius (39.2 Fahrenheit) lebih hangat dari biasanya, dan di Teluk Baffin, suhunya 1-2 Celcius lebih hangat, kata DMI dalam sebuah pernyataan.
Lembaga tersebut mengatakan ini mengikuti tren yang diamati dalam beberapa tahun terakhir, yang digambarkan sebagai "lingkaran setan".
"Ini adalah tren yang telah kami lihat beberapa tahun terakhir dengan musim perairan terbuka yang lebih lama yang membuat matahari menghangatkan laut untuk waktu yang lebih lama, menghasilkan musim dingin yang lebih pendek sehingga es tidak tumbuh setebal dulu," katanya.