Pertama Kalinya, Es di Kutub Utara yang Mencair pada Musim Panas Gagal Membeku Kembali

- 29 Oktober 2020, 12:57 WIB
 Ilustrasi Kutub Utara.
Ilustrasi Kutub Utara. /PIXABAY/12019//

Baca Juga: Sokong Pemerintah Kecam Sikap Presiden Prancis, Menag: Kebebasan Berpendapat Tidak Boleh Kebablasan

Karena es yang mencair sudah ada di lautan, hal itu tidak secara langsung berkontribusi pada kenaikan permukaan laut.

Tapi saat es tersebut mencair, sinar matahari, "Terserap di lautan, membantu menghangatkan Bumi lebih jauh," kata Claire Parkinson, ilmuwan bidang iklim di NASA.

Selama 40 tahun terakhir, Samudra Arktik juga telah menjadi kepentingan strategis bagi kekuatan dunia.

Baca Juga: PBB Soroti Myanmar karena Upaya Diskriminatif Gelaran Pemilu untuk Sebagian Kelompok Minoritas

Sedikit es di wilayah tertentu telah membuka rute maritim baru, yang ditakdirkan untuk memainkan peran yang lebih besar dalam perdagangan internasional, yang berarti taruhan finansial yang lebih besar bagi para pelaku di negara lingkar Arktik.

Wilayah ini juga diperkirakan menampung 13 persen cadangan minyak dunia dan 30 persen cadangan gas alam yang belum ditemukan.

Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim (PIK) Jerman mengatakan pada hari Selasa, 27 Oktober 2020 di bawah tingkat CO2 di atmosfer saat ini sekitar 400 bagian per juta, pencairan es laut Arktik akan meningkatkan suhu global sebesar 0.2 Celcius (32.3 Fahrenheit).

Baca Juga: Omnibus Law Berdampak Positif bagi Industri Keuangan Syariah, Dosen: Ini Adalah Peluang Bagus

Itu di atas 1.5 Celcius (34.7 Fahrenheit) dari pemanasan global yang telah menyebabkan semua tingkat emisi kita saat ini tidak terelakkan, dan pembatasan yang lebih aman pada pemanasan global yang ditujukan untuk kesepakatan iklim Paris.***

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x