Serangan Siber Meningkat Selama Tahun 2020, Indonesia Jadi Salah Satu yang Tertinggi

8 Januari 2021, 20:11 WIB
Ilustrasi serangan siber yang mengincar data pribadi dan perusahaan. /PIXABAY

PR BEKASI - Tindakan kejahatan saat ini semakin canggih, tidak mengenal tempat dan waktu. Termasuk salah satunya dengan kejahatan pencurian data.

Seperti pencurian data pribadi, perusahaan maupun negara akibat serangan siber terus menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan, terlebih dalam dunia yang semakin digital seperti sekarang, dengan budaya online bahkan semakin kental dengan masyarakat lantaran desakan situasi pandemi Covid-19.

Dalam berbagai kajian empiris, serangan siber pada 2020 meningkat tajam bersamaan dengan banyaknya aktivitas menggunakan internet dan prediksi mengatakan, pada 2021 ini juga bakal melonjak terutama di kawasan pusat perkembangan ekonomi dunia, Asia Pasifik.

Baca Juga: Massa Pendukung Datang ke Maulid, Ahli Bahasa: Undangan Habib Rizieq sebagai Bentuk Penghasutan 

Barbarengan dengan berkembangnya Internet of Things (IoT) untuk industri dan juga mulai diaplikasikannya jaringan berkecepatan tinggi Generasi 5 (5G), kawasan Asia Pasifik diprediksi bakal menjadi kawasan dengan pangsa pasar Industrial Internet of Things (IIoT) terbesar mulai 2020.

Meskipun perkembangannya terhambat sementara akibat pandemi Covid-19, kawasan ini sepertinya akan tetap menjadi hub (pintu keluar masuk) utama dunia dalam kancah manufaktur industri, menjadi fokus dunia untuk investasi, namun sekaligus incaran bagi pelaku kejahatan siber.

Sebagaimana di negara-negara di dunia, di Asia Tenggara, masyarakatnya yang terpaksa banyak tinggal di rumah karena pandemi, juga tidak menghentikan aktivitas mereka dan beralih ke digital.

Masyarakat di kawasan ini salah satu pengguna Internet paling aktif di dunia dan adopsi digital semakin menyebar ke daerah-daerah non-kota kala pandemi melanda.

Baca Juga: Blusukan Mensos Dinilai Manuver Politik, Ujang Komarudin: Risma Bisa Didorong Jadi Gubernur di 2022  

Seiring perkembangan itu, ancaman kejahatan siber juga tentunya bakal meningkat. Berdasarkan laporan perusahaan keamanan Kaspersky baru-baru ini, pada 2020 wilayah Asia Tenggara setidaknya mengalami empat serangan siber besar-besaran yang bisa menjadi pelajaran semua orang.

Pertama, lebih dari 310.000 detail kartu kredit yang dikeluarkan oleh bank-bank ternama di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, terlibat dalam pelanggaran data pada Maret lalu.

Pada bulan yang sama, informasi pribadi 91 juta pengguna platform e-commerce terbesar di Indonesia bocor, kemudian dua bulan berikutnya (Mei) 8,3 miliar pelanggan jaringan seluler terbesar di Thailand terekspos.

Lalu, belum lama, pada Oktober 2020, platform toko online berbasis di Singapura mengalami pelanggaran data yang memengaruhi sekiar 1,1 juta akun.

Baca Juga: Wajib dan Diatur UU, Airlangga Hartarto Jelaskan Kenapa Vaksinasi Itu Diwajibkan 

Pelanggaran data pribadi lainnya yang menggegerkan Indonesia tahun lalu antara lain kasus bobolnya rekening Ilham Bintang di Commonwealth Bank.

Wartawan senior yang juga ketua Dewan Kehormatan PWI pusat itu mengalami kerugian materiil 25 ribu dolar Australia ditambah 16,77 juta dalam denominasi rupiah.

Meskipun "ontran-ontran" di perbankan itu bermula dari akses melalui aktivitas offline, yakni penggantian kartu SIM seluler Indosat tanpa diketahui pemiliknya, kasus ini jelas merupakan peretasan mobile banking yang juga berpotensi dialami oleh siapa saja.

Laporan beberapa riset perusahaan keamanan juga menyebut bahwa pandemi Covid-19 telah dimanfaatkan oleh para peretas untuk menerobos banyak jaringan penting.

Baca Juga: Ada Pelanggaran HAM dalam Kematian Laskar FPI, Komnas HAM: Harus Diproses di Pengadilan Pidana 

Salah satunya, basis data pemerintah berisi data pribadi 230.000 peserta tes Covid-19 di Indonesia telah dilanggar pada Mei 2020.

Sementara di Thailand bahwa catatan pasien, yang tersimpan dalam data selama empat tahun, telah terkena serangan pada bulan September lalu.

Trend Micro juga mencatat bahwa Indonesia merupakan negara dengan peringkat pertama di dunia dalam serangan malware (perangkat lunak jahat) berkaitan dengan Covid-19, mencapai sebanyak 11.088. Selain itu, serangan email spam yang memanfaatkan Covid-19 juga banyak terjadi di Indonesia, mencapai 11.889, tertinggi di Asia Tenggara.

Masyarakat pun diminta untuk lebih waspada terhadap serangan siber tersebut terutama dalam 2021.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler