Pemerintah Bersiap Impor Beras Saat Stok Melimpah, Arief Poyuono: Budi Waseso Gagal Kelola Bulog

22 Maret 2021, 14:16 WIB
Budi Waseso, Direktur Utama Perum Bulog yang dinilai oleh Arief Poyuono telah gagal mengelola stok beras nasional. /Antara

PR BEKASI - Mantan Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono mengkritik kemampuan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas dalam pengelolaan stok beras nasional.

Sebelumnya Budi Waseso melaporkan bahwa Bulog masih memiliki stok beras impor di periode sebelumnya dalam jumlah besar.

Arief Poyuono pun heran mengapa Buwas baru berkoar-koar sekarang tentang adanya stok beras impor sebelumnya yang berlimpah ketika pemerintah sudah berencana untuk melakukan impor beras.

Ini yang salah Bulog apa pemerintah sampai impor beras. Kok baru teriak-teriak si Dirut Bulog. Memang Bulog engga kasih data buffer stock beras,” ucap Arief Poyuono dalam cuitannya, Minggu, 21 Maret 2021.

Baca Juga: Anies Baswedan Banyak Dipilih Anak Muda untuk Jadi Presiden 2024, Refly Harun: Dia Musuh Bersama

Baca Juga: United Kalah Atas Leicester City di FA Cup, Tagar #OleOut Kembali Menggema di Jagat Twitter

Baca Juga: Messi Kembali Ukir Rekor Bersama Barcelona, Kali Ini Kalahkan Rekan Setimnya Dulu, Xavi Hernandez 

Lebih lanjut, Arief Poyuono menilai banyaknya stok beras impor sebelumnya hingga saat ini merupakan bukti kegagalan Buwas dalam mengelola bulog.

Baginya, klaim stok masih banyak karena tidak tersalurkan merupakan alasan lama yang masih dipakai untuk menutupi kegagalan itu.

Beras enggak kepake di Bulog itu alasan klasik, membuktikan dirut Bulog gagal ngelola Bulog,” ujarnya.

Arief Poyuono menegaskan kembali bila buffer stock beras di Gudang Bulog mengalami penumpukan berarti Dirut Bulog yaitu Buwas tidak bekerja dengan baik dan benar.

Tidak becus buat laporan data beras dan penyalurannya. Atau diduga itu mainan klasik di Bulog. Disimpan biar mutu beras turun di jual murah jadi tepung,” ucapnya.

Baca Juga: Agar Warga Ingat Salat, Kota Cimahi Akan Pasang CCTV dengan Suara Azan 

Selain itu, dalam kritiknya tersebut, Arief Poyuono kesal dengan Buwas yang menyebut Cadangan Beras Pemerintah (CBP) masik memiliki stok yang berlimpah akan tetapi tidak menginformasikan hal tersebut kepada pemerintah di saat sebelum ingin melakukan impor beras.

Kata Dirut Bulog stok beras di gudang Bulog 883.575 ton dengan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) 859.877 ton dan beras komersial sebesar 23.706 ton. Loh kok enggak dilaporin bukannya ada rapat sebelum impor beras,” ujar Arief Poyuono.

“Kan Bulog ikut rapat. Lah kok CBP enggak disalurkan untuk operasi pasar,” sambungnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter pribadinya @bumnbersatu, Senin, 22 Maret 2021.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menyampaikan bahwa Bulog masih memiliki stok beras dari impor sebelumnnya dalam jumlah yang besar dan meminta pemerintah tidak melakukan impor beras untuk saat ini.

Baca Juga: Video Diduga Gandakan Uang Viral di Medsos, Polisi Amankan Pelaku yang Juga Mengaku Sebagai Ustaz di Bekasi 

Kemudian hal ini menuai banyak perdebatan, mengingat Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi yang sudah berencana untuk melakukan impor beras sebanyak satu juta ton beras.

Hal tersebut disampaikan oleh Buwas saat melakukan Rapat Dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI beberapa waktu lalu.

Terkait laporan itu, Buwas juga menuturkan telah melaporkan kondisi ketersediaan beras impor yang lalu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kami sudah lapor ke presiden saat itu, beras impor kami saat Maret tahun lalu (stoknya) 900 ribu ton sisa dari (stok Bulog) 1,7 juta ton, sekian juta ton beras impor,” ucap Buwas pada Senin, 15 Maret 2021.

“Jadi sudah menahun kondisinya, layak pakai tapi harus di-mix dengan beras dari dalam negeri," ucap Buwas.

Baca Juga: 8 Pelajaran Penting dalam Membangun Karier dari Drakor 'Star-Up', Tak Melulu Soal Cinta dan ‘Sadboi’

"Permasalahannya ada kesalahan saat impor lalu, rata-rata taste-nya pera, nggak sesuai dengan taste masyarakat kita, sehingga jadi permasalahan,” sambungnya.

Lebih lanjut Buwas menyatakan agar impor beras tidak dilakukan dahulu untuk saat ini.

Ia menyebut saat ini pihaknya sedang fokus dan memprioritaskan beras lokal yang sebentar lagi akan memasuki masa panen raya.

“Kalau pun kami mendapatkan tugas impor 1 juta ton, belum tentu kami laksanakan, karena kami tetap memprioritaskan produk dalam negeri yang sekarang masa panen raya sampai bulan April," ujar Buwas.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler