Jokowi Optimis Ekonomi Indonesia Meroket di Tahun 2021, PKS: Jangan Termakan Janji, Buktikan Pak!

19 Agustus 2020, 19:51 WIB
Presiden Jokowi saat berpidato kenegaraan dalam sidang tahunan MPR di Gedung Nusantara Komplek Senayan, Jakarta Jumat, 14 Agustus 2020. //Twitter- @jokowi

PR BEKASI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 2020 turut membacakan Pidato Kenegaraan soal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021.

Dalam pidato RAPBN 2021 itu, Jokowi mengaku optimis melihat ekonomi Indonesia yang akan meroket di tengah kondisi pandemi COVID-19. Bahkan pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 sebesar 4,5 persen hingga 5,5 persen.

Sejumlah pihak menyoroti optimisme Jokowi terkait ekonomi Indonesia yang akan mengalami pertumbuhan di tahun 2021. Salah satu sorotan itu datang dari Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jazuli Juwaini.

Baca Juga: Viral di Twitter, Hujan Bubuk Coklat Terjadi di Swiss, Ternyata Ini Penyebabnya 

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Rabu, 19 Agustus 2020, Jazuli Juwaini meminta mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk membuktikan ucapannya tersebut yang dilontarkannya dengan sangat bergelora di tengah kondisi pandemi COVID-19.

"Pemerintah harus membuktikan dengan kerja keras dan kerja cepat yang nyata. Bukan sekadar angka di atas kertas doang. Pasalnya, rakyat lebih membutuhkan bukti nyata," kata Jazuli Juwaini.

Politisi yang juga sebagai Anggota Komisi I DPR RI itu berharap pemerintah memiliki strategi jitu untuk mengejar target pertumbuhan tersebut. Butuh kebijakan ekstra untuk mengakselerasinya.

"Jangan sampai presiden (Jokowi) dan pemerintah termakan dengan janjinya sendiri," ucap dia.

Baca Juga: Doa Sambut Tahun Baru Islam 1442 Hijriyah dan 10 Amalan Baik yang Perlu Dikerjakan 

Oleh karena itu, Jazuli Juwaini mengingatkan betapa pentingnya kerja keras pemerintah dengan target pertumbuhan yang disampaikan Jokowi dalam Pidato Kenegaraan di Kompleks Gedung Parlemen DPR/MPR, Senayan, Jakarta.

Apalagi, dia mengatakan serapan anggaran 2020 sebagaimana dikritik presiden belum lama ini kepada para kabinet kerja menterinya sangat lambat, pemulihan ekonomi secara keseluruhan baru 22 persen. Sementara stimulus untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) baru 26,4 persen.

"Target pertumbuhan dipatok sangat optimis tapi percepatan serapan anggaran dan stimulus pemulihan ekonomi lambat," ujarnya.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler