“Beras enggak kepake di Bulog itu alasan klasik, membuktikan dirut Bulog gagal ngelola Bulog,” ujarnya.
Arief Poyuono menegaskan kembali bila buffer stock beras di Gudang Bulog mengalami penumpukan berarti Dirut Bulog yaitu Buwas tidak bekerja dengan baik dan benar.
“Tidak becus buat laporan data beras dan penyalurannya. Atau diduga itu mainan klasik di Bulog. Disimpan biar mutu beras turun di jual murah jadi tepung,” ucapnya.
https://t.co/kwYB8kBbTb ini yg salah Bulog apa pemerintah sampe impor beras.. Kok Baru Teriak teriak..si Dirut Bulog.. Memang Bulog enga kasi data stock buffer beras.. Beras engga kepake di Bulog itu alasan klasik membuktikan dirut Bulog Gagal ngelola Bulog— Arief Poyuono (@bumnbersatu) March 21, 2021
Baca Juga: Agar Warga Ingat Salat, Kota Cimahi Akan Pasang CCTV dengan Suara Azan
Selain itu, dalam kritiknya tersebut, Arief Poyuono kesal dengan Buwas yang menyebut Cadangan Beras Pemerintah (CBP) masik memiliki stok yang berlimpah akan tetapi tidak menginformasikan hal tersebut kepada pemerintah di saat sebelum ingin melakukan impor beras.
“Kata Dirut Bulog stok beras di gudang Bulog 883.575 ton dengan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) 859.877 ton dan beras komersial sebesar 23.706 ton. Loh kok enggak dilaporin bukannya ada rapat sebelum impor beras,” ujar Arief Poyuono.
“Kan Bulog ikut rapat. Lah kok CBP enggak disalurkan untuk operasi pasar,” sambungnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter pribadinya @bumnbersatu, Senin, 22 Maret 2021.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menyampaikan bahwa Bulog masih memiliki stok beras dari impor sebelumnnya dalam jumlah yang besar dan meminta pemerintah tidak melakukan impor beras untuk saat ini.
Kemudian hal ini menuai banyak perdebatan, mengingat Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi yang sudah berencana untuk melakukan impor beras sebanyak satu juta ton beras.