Proses pengedarannya yaitu masyarakat menarik dan menyetor uang di bank dan perbankan menerima layanan nasabah yakni tarik dan setor. Kemudian, setoran dana nasabah tersebut disetor lagi ke BI.
"Tidak ada proses pengendaraan di luar itu. Tidak ada misalnya, BI cetak uang terus diberi ke masyarakat, tidak ada," ujar Perry Warjiyo.
"Jangan berpikir macam-macam, semua prosesnya melalui tata kelola dan diaudit BPK," tutur dia.
Sementara, untuk uang giral atau likuiditas yang disimpan dalam bentuk giro, tabungan, atau deposito, proses lazimnya adalah BI melakukan operasi moneter untuk mengatur peredaran uang dan suku bunga agar inflasi terkendali.
Baca Juga: Cek Fakta: Chip 666 Disebut Ditanam ke Tubuh Manusia untuk Kontrol Corona, Simak Faktanya
Perry Warjiyo menuturkan, operasi moneter dilakukan BI dengan cara menambah atau mengurangi likuiditas perbankan.
Likuiditas bank akan ditambahkan oleh BI melalui transaksi perjanjian repo berjangka waktu tertentu dengan dasar surat berharga negara (SBN) yang dimiliki bank.
Bank sentral juga bisa menyerap likuiditas dari bank yang kelebihan likuiditas melalui transaksi reverse repo dengan dasar SBN yang dimiliki BI.
Selain operasi moneter, bank sentral melakukan kebijakan pelonggaran moneter dengan menyuntikan likuiditas ke perbankan pasar keuangan sebesar Rp 503,8 triliun.
Kebijakan dan operasi moneter tersebut memerlukan peran kebijakan fiskal pemerintah agar benar-benar dapat dirasakan di sektor riil.***