RI Alami Resesi, Kemenkeu: Pemerintah Optimis Indonesia Tidak akan Separah Negara-negara Lain

- 2 Oktober 2020, 17:30 WIB
Ilustrasi resesi.
Ilustrasi resesi. /PIXABAY/ Geralt

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengungkapkan resesi sudah terjadi sejak awal kuartal I/2020.

Ekonomi Indonesia saat itu sudah mengalami penurunan, dari biasanya Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berada di kisaran 5 persen, turun menjadi 2.97 persen pada kuartal I/2020.

Kemudian, penurunan terus berlanjut ke kuartal II yang realisasinya minus 5.32 persen.

Baca Juga: KPK Sebutkan Modus-mosud Tindak Pidana Korupsi di BPD, Salah Satunya Asuransi

"Sudah jelas resesi, tetapi dalam menilai resesi ini penting untuk melakukan perbandingan yang fair," kata Febrio Kacaribu, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Jumat, 2 Oktober 2020.

Menurut Febrio, perlambatan aktivitas ekonomi menjadi ciri-ciri terjadinya resesi. Tahun 2020, Febrio memperkirakan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi dalam kisaran minus 1.7 persen sampai minus 0.6 persen.

"Kita lihat di kuartal pertama sudah turun, ya kita belum bisa katakan resesi karena belum tahu berapa lama. Sekarang, kita melihat kuartal kedua melemah, kuartal ketiga melemah. Ternyata kuartal pertama, sudah terjadi perlambatan dan ini berkelanjutan," tutur Febrio.

Baca Juga: Segera Daftarkan Diri Anda! Pemprov DKI Jakarta Lelang Jabatan Sekda dan Dua Deputi Gubernur

Febrio juga menjelaskan, beberapa negara mempunyai catatan resesi yang lebih parah dari Indonesia, contohnya saja negara India yang pertumbuhan ekonominya tercatat minus 24 persen.

Untuk itu, meksipun Indonesia mengalami resesi, cara memandangnya harus dengan cara perpektif yang luas. Terlebih lagi, jika ekonomi Indonesia hanya minus 1.7 persen sampai minus 0.6 persen.

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x