Diketahui, salah satu penyedia pusat data yang berpusat di Singapura, SpaceDC, melihat Asia Tenggara menjadi kawasan yang potensial.
Baca Juga: Jaga Keselamatan Lingkungan, PGN Sabet 19 Penghargaan dari Kementerian ESDM
Sementara, CEO SpaceDC, Darren Hawkins, menyebut kawasan Asia Tenggara kini memiliki ekonomi internet bernilai lebih dari 100 miliar.
Namun diperkirakan akan membengkak menjadi 300 miliar dolar AS pada 2025. Hal ini mendorong SpaceDC membuka pusat data pertamanya di Indonesia, hari ini, yang dinamai JAK2.
"Karena Indonesia memiliki populasi dan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara, masuk akal untuk membuka fasilitas pertama kami di pasar ini," kata Darren.
Diketahui bahwa JAK2 berbasis di Jakarta, dibangun bekerja sama dengan GIC, sebuah badan pendanaan investasi global di Singapura.
Baca Juga: Sediakan Banyak Pilihan Musik Latar, TikTok Perhatikan Hak Kekayaan Intelektual Para Musisi
Data Center Tier III dengan 1,45MW ini memungkinkan perusahaan lokal dan global terkoneksi lebih baik.
"Dengan konektivitas yang disediakan oleh fasilitas ini, perusahaan lokal dan global sekarang memiliki akses ke fasilitas data center kelas dunia untuk terhubung ke kawasan Asia Tenggara," kata Darren, menambahkan.
Selain peluncuran JAK2, SpaceDC hari ini juga memulai konstruksi untuk JAK1, fasilitas Tier III 24MW mendatang yang akan menampilkan kampus data center yang lebih besar dengan kemampuan kinerja yang lebih tinggi. JAK1 akan diluncurkan pada 2021.