Hotman Paris Bagikan Kisah Perjalanan Hidupnya, Mulai Hanya Digaji 200 Ribu hingga Mau Bunuh Diri

11 Oktober 2020, 11:24 WIB
Hotman Paris Hutapea. /Instagram @hotmanparisofficial

PR BEKASI - Dibalik kesuksesan seseorang pasti ada kisah menarik yang bisa dibagikan dan dijadikan motivasi bagi kita yang sedang berjuang untuk menggapai kesuksesan.

Sama halnya dengan pengacara kondang Hotman Paris Hutapea yang membagikan kisah perjalanan hidupnya hingga bisa mencapai kesuksesan yang dinikmatinya saat ini.

Hotman Paris memang sudah menjadi salah satu pengacara top di Indonesia, bahkan upah terbesar yang didapatnya sebesar US$12 juta atau sekitar Rp176 miliar saat menangani kasus tambang terbesar di Indonesia.

Baca Juga: Kemendikbud Terbitkan Surat Larangan Mahasiswa Ikut Demonstrasi Penolakan Omnibus Law

Kisah perjalanan hidupnya dimulai setelah Hotman Paris lulus sebagai sarjana hukum Universitas Parahyangan Bandung.

Setelah lulus dirinya bekerja di kantor pengacara OC Kaligis pada tahun 1982, saat itu ia hanya menerima gaji sekitar Rp182.000 per bulan.

Tak lama bekerja di kantor OC Kaligis, Hotman Paris kemudian pindah bekerja di kantor pengacara Adnan Buyung Nasution. Disana ia masuk melalui serangkaian tes dengan mengalahkan banyak pesaing.

Baca Juga: Kebuntuan Komunikasi Dinilai Jadi Sebab Munculnya Konflik Bangsa, Jazilul Fawaid: MPR Paling Tepat

Sekitar tiga bulan bekerja di kantor Adnan Buyung, Hotman Paris pun menerima pekerjaan di Bank Indonesia (BI) tanpa melalui tes atas tawaran dari Prof. Subekti.

Mulai dari titik inilah dirinya merasakan perjuangan yang amat berat dalam hidupnya.

Usai diterima, Hotman Paris pun dikagetkan dengan berbagai hal baru yang asing baginya.

"Ternyata dunia berbeda, di Bank Indonesia itu, saya background hukum, di sana kita harus belajar accounting, neraca, hitung dagang, gua paling benci dari dulu," ucapnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Kanal YouTube Bank OCBC NISP, Minggu, 11 Oktober 2020.

Baca Juga: Tak Lama Usai Sepakati Gencatan Senjata, Azerbaijan dan Armenia Kembali Saling Serang

"Dan accounting itu kalo kita dari awal tidak ngerti apalagi di akhir, saya masih ingat pas ujian di Bank Indonesia, di kasih kertas yang sangat besar, suruh buat neraca, ya aku mana tau debit kredit aja sebelah mana, karena gua anak hukum," tuturnya menambahkan.

Lucunya karena dirinya merasa gengsi tidak ingin mendapatkan nilai 0, dia langsung mencari alamat dosen pengujinya itu.

"Tapi gua gengsi kan, gua gamau nilai gua 0 saat pengumuman, gua tanya dosennya siapa, ternyata orang batak, gua cari alamatnya, malamnya gua kasih amplop, tiba-tiba nilai saya 9," ucapnya.

Baca Juga: Jelaskan Ekspresi Kebebasan Berpendapat, Bamsoet: Selalu Ada Konsekuensi Atas Apa yang Disampaikan

Tak lama bekerja di BI Hotman Paris pun mulai merasakan stres, tak hanya dari materinya yang memang tidak sesuai namun kedisiplinannya yang menurutnya berlebihan.

"Cuman mulai lah saya stres, saya gak suka pelajarannya, disiplinnya kelewatan, di sana kayak militer empat kali absen dalam sehari, pagi, sebelum makan siang, sesudah makan siang, dan pulang harus absen, dan di sana banyak benar orang pintar," ucapnya.

"Kalau anda lihat mana ada pegawai satu pun berdiri, kosong kan kalau dari luar," tuturnya.

Baca Juga: Sesalkan Pidato Jokowi Terkait Omnibus Law, Ulil Abshar: Seolah Rakyat yang Disalahkan

Hotman Paris juga mendeskripsikan stres yang dialaminya hingga teman kerjanya pun meledek dirinya karena dianggap sudah gila.

"Akhirnya saya stres, ke arah depresi, karena kita terus digenjot kerja kan, akhirnya saya ingin lagi menjadi lawyer, suatu hari karena saya sudah kelampau stress saya sampai diledek di tempat kerja karena dianggap sudah gila." ucapnya.

Pada saat itu, setelah mengalami depresi yang berat, Hotman Paris berniat untuk bunuh diri di rumahnya.

Baca Juga: Tampil Kembali di Depan Publik Usai Terinfeksi COVID-19, Donald Trump Masih Tak Mau Pakai Masker

"Sampai suatu hari di rumah saya di Sunter saya mau minum obat nyamuk mau bunuh diri, tapi pas pada saat saya mau minum, di depan rumah itu banyak tukang becak lagi main gaple ketawa-ketawa," katanya.

"Di situlah kesadaran saya muncul, tukang becak bisa ketawa-ketawa kenapa saya tidak? Akhirnya saya buang obatnya, dan saya bertekad keluar dari BI untuk menjadi pengacara Internasional," tuturnya menambahkan.

Saat ini ia telah memiliki kantor hukum sendiri yang bernama Hotman Paris Hutapea & Partners yang berada wilayah Kelapa Gading, Jakarta.

Baca Juga: KKSB Papua Kembali Menyerang, TNI: Mereka Menerapkan Taktik Licik dan Mengorbankan Warga Sipil

Pengacara 30 miliar itu mengaku bisa mengantongi jutaan dollar setiap 3 bulan sekali.

Julukan itu didapat karena barang-barang yang dikenakan Hotman Paris Hutapea bisa lebih dari Rp30 miliar.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler