Sering Salah Kaprah, Dokter Ungkap Kebiasaan yang Benar Saat Tangani Luka

- 18 September 2020, 06:40 WIB
Ilustrasi luka ringan berdarah.
Ilustrasi luka ringan berdarah. /Pixabay

PR BEKASI  - Meski telah berhati-hati dalam berkegiatan, kita acapkali terluka. Entah itu tersandung, tergores, atau terjatuh yang menyebabkan luka ringan di tubuh kita.

Dari dulu ada berbagai anggapan yang beredar mengenai penanganan luka-luka ringan, mulai dari penggunaan air liur hingga pemakaian kasa untuk menutup luka.

Tapi apakah sudah benar penanganan tersebut?

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Dokter spesialis luka Adisaputra Ramadhinara memberikan penjelasan seputar mitos penanganan dan cara yang tepat bila Anda atau orang terdekat melakukan pertolongan pertama pada luka.

Baca Juga: Bambang Trihatmodjo Dicekal ke Luar Negeri Terkait Utang Pada Negara

Ludah untuk sembuhkan luka?

Menurut dokter Adisaputra, air liur memang punya kandungan antibakteri, alasan mengapa hewan seperti anjing dan kucing menjilati lukanya. Tapi apakah itu berlaku juga untuk manusia?

"Kita tidak pernah merekomendasikan harus pakai ludah," kata Adisaputra dalam live Instagram “Pertolongan Pertama Pada Luka Ala Keluarga Hansaplast” akhir pekan lalu.

Ketika membersihkan luka, butuh jumlah air bersih yang cukup untuk membilas agar kotoran, bakteri serta benda asing bisa hilang dari permukaan luka. Air liur tidak memenuhi syarat itu. Jadi, sebaiknya jangan gunakan ludah untuk menyembuhkan luka.

Baca Juga: Lapisan Es Seluas Inggris di Antartika Kritis, Sebagian Dunia Diprediksi Akan Tenggelam Cepat

Kasa wajib untuk menutup luka?

Dokter Adisaputra mengatakan penutup luka memiliki dua fungsi, yakni mencegah bakteri dari luar masuk sehingga luka yang bersih tidak terkontaminasi dan menjaga kulit tetap lembap.

"Luka yang dijaga tetap lembap, proses pertumbuhan jaringan barunya lebih cepat dibandingkan ketika lukanya kering," tutur dia.

"Kasa bukanlah bahan yang pas untuk memenuhi kedua syarat itu. Kasa yang bentuknya berlubang-lubang bisa dengan mudah ditembus bakteri. Butuh 64 lipat kasa untuk mencegah bakteri menembusnya," ucapnya.

Selain itu, kain kasa punya pori-pori besar yang membuat air bisa menguap sehingga luka yang harusnya lembap jadi cepat mengering.

Baca Juga: Temuan Baru, Bareskrim Ungkap Ada Unsur Kesengajaan dalam Insiden Kebakaran Gedung Kejagung

Saat ini terjadi, luka yang kering menempel dengan kain kasa. Bila kasa ingin diganti, kulit akan terasa sakit karena menempel dengan kasa yang bisa membuat luka kembali mengeluarkan darah.

Apa yang direkomendasikan untuk menutup luka? Plester. Jangan lupa oles dulu luka dengan salep  sebelum dilindungi dengan plester.

Ganti plester secara rutin setiap selesai mandi.

Baca Juga: Kanye West Gegerkan Publik Usai Unggah Video Kencingi Salah Satu Piala Grammy Awards Miliknya

Pakai alkohol untuk bersihkan luka?

Ada anggapan butuh alkohol agar permukaan luka bersih dan steril dari bakteri. Dokter menegaskan, alkohol tidak disarankan untuk membersihkan luka.

"Memang bisa membunuh kuman, tapi juga akn membunuh jaringan sehati di bawah kulit yang bisa menjadi calon kulit baru," jelas dia.

Alkohol adalah disinfektan yang dipakai untuk membersihkan benda mati, bukan diaplikasikan pada luka.

"Pakai cairan pembersih luka yang aman dan tidak merusak jaringan kulit baru," kata dia.

Baca Juga: Pemerintah Berhasil Pulangkan 122 WNI Jamaah Tabligh dari India Usai Tertahan Akibat Lockdown

Cara merawat luka agar tidak berbekas?

Setiap luka berpotensi berbekas, ujar Adisaputra. Potensi ini bisa ditekan dengan membersihkan dan merawat luka secara benar sejak awal.

Luka yang menghitam, misalnya bekas jerawat, terjadi akibat peradangan yang lama. Namun, bila sudah dibersihkan secara benar namun luka tak membaik, segera berkonsultasi ke dokter.

"Kalau diusahakan sembuh cepat, kemungkinan luka berbekas lebih kecil. Walau pada orang tertentu yang punya keloid, luka di daerah tertentu lebih rentan muncul keloid," sambungnya.

Baca Juga: Indonesia Tak Ubah Posisi Tentang Palestina, Meski UEA dan Bahrain Sepakat Normalisasi dengan Israel

Luka hingga berdarah, kapan harus ke dokter?

Luka ringan sederhana yang terjadi sehari-hari biasanya tak akan mengeluarkan darah dalam jumlah banyak. Cara mengatasinya, tekan dengan kain bersih dan tunggu hingga 60 detik. Pendarahan pada luka ringan akan berhenti.

Namun, bila lukanya dalam dan mengenai pembuluh darah besar, atau terjadi kepada orang yang minum pengencer darah, pendarahan lebih sulit berhenti.

"Kalau tidak berhenti dan harus sampai ganti kain (untuk menekan luka), segera ke rumah sakit, takutnya ada pembuluh darah yang sobek."

Adisaputra mengingatkan untuk selalu menyediakan kotak perlindungan pertama (P3K) di rumah atau saat bepergian untuk kondisi darurat ketika terjadi luka.

Berikut beberapa usulan isi kotak perlindungan pertama yang bisa disiapkan: masker, pembersih tangan, sarung tangan latex, gunting, pinset, termometer, obat tetes mata, obat batuk, obat lain seperti obat flu dan sakit kepala, spray antiseptik, plester, salep luka, dan kasa steril.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x