Israel Rencanakan Serang Iran, Hassan Rouhani: Saya Yakin Joe Biden Tak Turuti Israel

28 Januari 2021, 15:01 WIB
Ilustrasi suasana salah satu wilayah di Iran. /PIXABAY/

PR BEKASI – Kepala staf Presiden Hassan Rouhani mengatakan pemerintahan Joe Biden independen dan tidak akan mengikuti semua perintah Israel seperti pemerintah AS sebelumnya, setelah Israel mengumumkan akan merevisi rencana serangan terhadap Iran.

Militer Israel sedang mempersiapkan sejumlah rencana operasional, selain yang sudah di tempat dalam reaksi terhadap Iran meningkatkan program nuklirnya dalam beberapa bulan terakhir.

Komentarnya dipandang sebagai ancaman bagi Presiden baru Amerika Serikat Joe Biden, yang telah mengisyaratkan dia ingin memasuki kembali perjanjian nuklir bersejarah yang ditandatangani antara Iran dan kekuatan dunia pada 2015.

Baca Juga: KPK Beri Kabar Duka, Mantan Jubir: Kami Sama-Sama Mengikuti Pendidikan di Indonesia Memanggil 7

Kepala staf kepresidenan Iran Mahmoud Vaezi menepis pernyataan Kochavi sebagai perang psikologis dan mengatakan Israel dalam tindakan, mereka tidak memiliki rencana atau kemampuan untuk melaksanakannya.

"Beberapa pejabat di rezim Zionis berpikir Washington akan menerima apa pun yang mereka katakan," katanya kepada wartawan pada Rabu, 28 Januari 2021 setelah rapat kabinet, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera.

"Tapi saya yakin pemerintahan AS yang baru memiliki kemerdekaannya sendiri, sama seperti negara lain memiliki kemerdekaannya sendiri," sambungnya.

Baca Juga: Heboh, Warga Temukan Jasad Wanita Mengambang di Danau Perumahan Kabupaten Bekasi

Mahmoud Vaezi mengatakan mantan Presiden AS sebelumnya, Donald Trump telah menunjuk menantunya Jared Kushner, yang menenangkan Israel dan melaksanakan keinginannya di Washington.

Dirinya mengatakan, Israel dan musuh Iran lainnya di kawasan teluk seperti Arab Saudi sekarang melobi terhadap Iran di Washington, akan tetapi dirinya meminta Iran negara tidak harus menganggap serius hal-hal seperti itu

Mahmoud Vaezi menunjukkan bahwa Iran mengadakan beberapa latihan militer menggunakan rudal, kapal selam dan pesawat tak berawak pada bulan Januari, sesuatu yang dia sebut sebagai tanda Iran tidak menginginkan perang, tetapi serius dalam mempertahankan negara.

Baca Juga: Bangladesh Akan Kembali Pindahkan Ribuan Muslim Rohingya ke Pulau Terpencil di Teluk Benggala

Ditanya oleh wartawan tentang pernyataan kepala militer Israel, Wakil Presiden Iran Eshaq Jahangiri berkata Israel tidak pada level untuk mengancam Iran.

Joe Biden telah berjanji untuk merevitalisasi kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 dengan kekuatan dunia, pendahulunya secara sepihak menarik diri dari tahun 2018, memberlakukan sanksi ekonomi yang keras terhadap Iran.

Tetapi Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan prosesnya akan lambat dan AS akan mengharapkan Iran untuk bertindak lebih dulu.

Baca Juga: Abu Janda Dipolisikan, Arief Munandar: Keutuhan NKRI Gak Bisa Cuman Diomongin Lewat Jargon seperti Buzzer

Iran, sementara itu, mengatakan akan berkomitmen kembali pada semua janji nuklirnya jika AS terlebih dahulu mencabut sanksi.

Hassan Rouhani mencatat bahwa AS yang menarik diri dari kesepakatan pada tahun 2018, bukan Iran dan mengatakan AS berhutang pada Iran, bukan sebaliknya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang memiliki peran kunci dalam merancang kebijakan Iran saat AS dipimpin Donald Trump, menentang kembalinya kesepakatan nuklir atau perjanjian apa pun dengan Iran.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler