Organisasi Agama Uighur Kecam Upaya Amerika Serikat Rusak Hubungan China dan Islam

13 Mei 2021, 16:49 WIB
Presiden Asosiasi Islam Xinjiang Uighur mengecam upaya yang diakukan Amerika Serikat untuk merusak hubungan China dan dunia Islam. /Thomas Peter/Reuters

PR BEKASI - Upaya Amerika Serikat untuk mengisolasi China dari dunia Islam dipastikan gagal.

Termasuk juga usaha Amerika Serikat dalam menciptakan kontradiksi mengenai hubungan antara China dan negara-negara Islam kontraproduktif.

Kepastian gagalnya upaya Amerika Serikat untuk memutus China dari dunia Islam itu disampaikan oleh Presiden Asosiasi Islam Daerah Otonomi Xinjiang Uighur Abdurekip Tumulniyaz pada hari Kamis, 13 Mei 2021.

"Kekuatan (politik) anti-China di Amerika Serikat, berusaha menciptakan hambatan untuk membina hubungan antara China dan negara-negara Islam," katanya.

Baca Juga: Dituduh Terlibat Kegiatan Separatis, China Hukum Mati 2 Pejabat Muslim Uighur

Dia menyampaikan kalau pihaknya menunjukkan ketidakpuasan dan protes yang kuat tentang hal tersebut.

Dinyatakannya hal itu dalam momen hari Raya Idul Fitri, yang menandai akhir dari bulan suci Ramadan.

Segala bentuk upaya, dikatakannya, yang ditujukan untuk merusak interaksi dalam bidang keagamaan tidak membawa hasil.

"Dan melawan koeksistensi damai masyarakat adalah skema bodoh yang tidak akan membawa hasil," ujarnya, sebagaimanda dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari Russian News Agency pada Kamis, 13 Mei 2021.

Baca Juga: Turki Panggil Kedutaan China untuk Respons Soal Pengakuan Muslim Uighur?

Menurut ketua asosiasi, kasus-kasus di mana mereka yang mengaku Islam menghadapi pelanggaran hak-hak sipil mereka di Amerika Serikat memang muncul dari waktu ke waktu.

"Banyak kasus diskriminasi terhadap Muslim telah tercatat di Amerika Serikat," katanya.

Dia menunjukkan bahwa Gedung Putih menggunakan semua jenis trik dengan dalih memerangi terorisme dan mengejar kebijakan provokasi di negara-negara Muslim seperti Suriah, Libya, Afghanistan dan Irak.

"Itu hanya mengarah pada kekacauan dan perang," ucapnya.

Baca Juga: Facebook Hapus Akun Kelompok Peretas China yang Targetkan Pengguna Uighur di Luar Negeri untuk Diawasi

Sementara itu, laporan mengatakan bahwa kebijakan koersif di wilayah paling barat China Xinjiang telah menyebabkan penurunan tajam dalam tingkat kelahiran untuk Uighur dan minoritas lainnya.

Hal itu dilaporkan oleh sebuah lembaga pemikir Australia, mereka menyebut laporan tersebut bisa menambah bukti genosida.

Laporan Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI), mengutip data resmi China, mengatakan bahwa telah terjadi penurunan tajam angka kelahiran resmi.

Mereka menyatakan kejadian tersebut belum pernah terjadi sebelumnya di Xinjiang sejak 2017.

Baca Juga: Nike Diserang Warganet China Usai Sampaikan Rasa Simpati untuk Muslim Uighur di Xinjiang

Tingkat kelahiran Xinjiang turun hampir setengah dari 2017 hingga 2019.

Selain itu, negara-negara di mana populasinya didominasi oleh Uighur atau kelompok minoritas lainnya mengalami penurunan yang jauh lebih tajam daripada kabupaten lain.

China menyatakan bahwa perubahan tingkat kelahiran terkait dengan peningkatan kesehatan dan kebijakan ekonomi dan sangat menolak tuduhan genosida.

Kementerian luar negeri China sendiri tidak segera menanggapi permintaan komentar.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Russian News Agency

Tags

Terkini

Terpopuler