Sheikh Jarrah Dibatasi Barikade, Warga Palestina Harus Serahkan Surat-surat pada Polisi Israel Agar Bisa Lewat

18 Juni 2021, 08:40 WIB
Wilayah Sheikh Jarrah dibatasi barikade, sehingga warga Palestina harus serahkan surat-surat pada polisi Israel agar bisa lewat. /Twitter/@adDien90/


PR BEKASI - Sikap Israel terhadap Palestina masih menjadi sorotan publik hingga saat ini.

Baru-baru ini warga Palestina yang tinggal di permukiman Sheikh Jarrah dibatasi dengan barikade yang menghalangi membatasi jalan masuk dan ke luar rumah.

Hal tersebut disebut menandakan masih terjadi ketegangan antara Palestina dan Israel setelah gencanan senjata disepakati beberapa waktu lalu.

Diketahui bahwa di Jalan Othman Ibn Afan, siswi Palestina Tala Abu Diab yang berusia 15 tahun, dua kali sehari harus menyerahkan surat-suratnya kepada polisi Israel bersenjata yang ditempatkan 24 jam sehari di penghalang jalan di kedua ujung jalannya.

Baca Juga: Yahudi Israel Lecehkan Nabi Muhammad Saat Pawai Bendera, Warga Palestina Beri Kecaman

Selanjutnya, anak tersebut hatus menunggu izin untuk pergi dan pulang dari rumahnya.

"Hidup kami bukan kehidupan biasa lagi, saya tidak bisa keluar untuk melihat teman-teman saya dan mereka juga tidak bisa masuk untuk melihat saya," kata Abu Diab, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Jumat, 18 Juni 2021.

"Jika mereka mengizinkan teman-teman saya masuk, yang jarang mereka lakukan, mereka tinggal selama 30 menit sebelum bentrokan mulai terjadi," katanya.

"Jadi teman-teman saya harus meninggalkan lingkungan itu. Itu mempengaruhi saya, saya tidak melihat orang lagi kecuali anggota keluarga," katanya, menambahkan.

Baca Juga: PM Palestina Minta Pemerintahan Baru Israel Akhiri Pendudukan

Sementara itu, polisi Israel mengatakan bahwa penghalang jalan dan pembatasan adalah untuk mencegah gesekan antara warga Palestina dan pemukim Israel, yang telah pindah ke beberapa rumah di jalan itu.

Penghalang itu ditingkatkan menjadi beton setelah seorang pengendara Palestina menabraknya dengan kecepatan tinggi sebulan yang lalu.

Dia ditembak mati oleh polisi yang ditempatkan di sana, enam di antaranya terluka.

Sementara drama politik dan pengadilan dimainkan, Abu Diab mengatakan dia dan saudaranya semakin merasa terkurung di jalan.

Baca Juga: Mahkamah Agung Israel Tunda Sidang Pengusiran Warga Palestina di Sheikh Jarrah Yerusalem Timur

"Ini mempengaruhi kesehatan mental saya," kata Abu Diab, yang sekolahnya berjarak 15 menit.


"Jika saya pergi, mereka (polisi Israel) mengganggu saya dan ketika saya kembali, mereka mengganggu saya. Ini sangat sulit," katanya, melanjutkan.

Ketegangan muncul dari sengketa yang berlangsung lama di mana pemukim Yahudi berusaha mencuri rumah Abu Diab dan lainnya dalam kasus yang telah menarik perhatian internasional dan protes hampir setiap hari.

Pengadilan Israel memutuskan pada Oktober mendukung klaim pemukim ilegal Israel yang mengatakan keluarga Palestina tinggal di tanah yang dulunya milik orang Yahudi di wilayah yang direbut Israel dalam perang 1967 dan kemudian dicaplok dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.

Warga Palestina, yang mempertanyakan legitimasi dokumen para pemukim, telah mengajukan banding atas putusan tersebut.

Diketahui, Mahkamah Agung Israel akan mengadili kasus Sheikh Jarrah pada 2 Agustus 2021 mendatang.

Hingga saat ini, kehidupan warga Palestina dilaporkan masih seringkali terjadi bentrokan dengan polisi Israel.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler