Dokter Malaysia Gelar Aksi Protes, Lonjakan Kasus Covid-19 di Asia Tenggara yang Capai Level Tertinggi

26 Juli 2021, 13:29 WIB
Dokter dari Malaysia melakukan aksi protes karena kasus Covid-19 di Asia Tenggara yang semakin melonjak naik ke level tertinggi. /Reuters/Lim Huey Teng


PR BEKASI - Dokter dari Malaysia melakukan aksi protes karena kasus Covid-19 di Asia Tenggara yang semakin melonjak naik ke level tertinggi.

Malaysia telah mencatat lebih dari 1 juta infeksi Covid-19 ketika varian Delta mengukir jalur mematikan melalui Asia Tenggara yang sekarang menjadi pusat penyebaran virus secara global.

Sementara, Thailand memiliki 15.376 kasus Covid-19 baru, rekor harian untuk hari kedua berturut-turut di negara berpenduduk lebih dari 66 juta tersebut.

Malaysia dikonfirmasi memiliki salah satu tingkat infeksi per kapita tertinggi di Asia Tenggara, melaporkan 17.045 kasus baru pada Minggu, 25 Juni 2021.

Baca Juga: Rugi hingga Rp186 Juta, Polisi Malaysia Terima 38 Laporan Terkait Penipuan Vaksin Covid-19

Sehingga, jumlah total menjadi 1.013.438 terinfeksi Covid-19 dan hampir 8.000 kematian sejak Juni.

Selain itu, rumah sakit dan staf medis Malaysia telah menanggung beban wabah di tengah kekurangan tempat tidur, ventilator, dan oksigen.

Ribuan dokter kontrak Malaysia melakukan pemogokan atas persyaratan kerja mereka pada Senin, 26 Juli 2021.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Senin, 26 Juli 2021, meskipun mereka berjanji jika pasien tidak akan terpengaruh oleh aksi protes tersebut.

Baca Juga: Malaysia Kembali Hadapi Lonjakan Covid-19, Catat Lebih dari 15.000 Kasus Baru di Tengah Lockdown

Para dokter yang menginginkan menjadi karyawan tetap, serta gaji dan tunjangan yang lebih baik, mengatakan tentang tawaran Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin untuk memperpanjang kontrak mereka saja tidak.

Diketahui bahwa peluncuran vaksin Covid-19 di Malaysia, bagaimanapun juga telah melampaui banyak dari negara tetangganya, dengan sekitar 16.9 persen dari 32 juta orangnya diinokulasi sepenuhnya.

Sedangkan pemerintah Thailand pekan lalu memberlakukan tindakan penguncian yang lebih ketat di ibu kota, Bangkok, dan 12 provinsi yang berisiko tinggi, dan memperluas wilayah jam malam.

Bank sentral Thailand mengatakan bahwa gelombang infeksi diperkirakan akan mengurangi produk domestik bruto di negara yang bergantung pada pariwisata hingga 2 persen tahun ini.

Baca Juga: Mantan Menpora Malaysia Syed Saddiq Didakwa Atas Tuduhan Penyalahgunaan Dana Partai

Di sisi lain Indonesia, yang merupakan negara terpadat di Asia tenggara, dengan lebih dari 270 juta orang, melaporkan lebih dari 3,1 juta infeksi dan 83.000 kematian.

Namun, di tengah tekanan ekonomi, pemerintah mengumumkan bahwa meskipun PPKM darurat Covid-19 akan diperpanjang seminggu kedepan, beberapa tindakan akan dilonggarkan, termasuk mengizinkan pasar tradisional dan restoran area terbuka dibuka kembali.

Sementara di rumah sakit telah dipenuhi pasien dalam sebulan terakhir, terutama di pulau Jawa dan Bali yang padat penduduk.

Tetapi Presiden Jokowi mengatakan bahwa infeksi dan hunian rumah sakit telah menurun, tanpa menyebutkan berapa banyak jumlahnya.

“Keputusan itu sepertinya tidak terkait pandemi, tapi ekonomi,” kata Pandu Riono selaku ahli epidemiologi Universitas Indonesia.

Pandu Riono juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

Indonesia pekan lalu melaporkan rekor kematian tertinggi pada empat hari terpisah, yang terakhir adalah 1.566 kematian pada Jumat, 23 Juli 2021.

Sehingga kematian kumulatif menjadi lebih dari 83.000, karena pihak berwenang berjanji untuk menambah lebih banyak unit perawatan intensif.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler