Sebulan Berkuasa, Taliban Larang Siswi Perempuan SMP-SMA Afghanistan Kembali Sekolah

18 September 2021, 05:48 WIB
Taliban melarang siswi perempuan SMP-SMA untuk kembali sekolah. /Anadolu Agency

 

PR BEKASI - Taliban mengumumkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah Afghanistan kembali beroperasi pada hari Jumat, 17 September 2021 kemarin.

Anak-anak usia sekolah di Afghanistan ini kembali dapat belajar setelah satu bulan lamanya menunggu keputusan Taliban.

Seperti yang diketahui, Taliban mengambil alih pemerintahan Afghanistan pada tanggal 15 Agustus 2021 lalu.

Kendati demikian, Taliban melarang anak-anak perempuan kembali bersekolah di jenjang SMP-SMA.

Baca Juga: Tak Setuju Aturan Baru Taliban, Aktivis HAM Ini Berani Tunjukkan Pakaian Khas Perempuan Afghanistan di Medsos

Kementerian Pendidikan Taliban mengatakan, sekolah hanya diperuntukan untuk anak laki-laki.

Sekolah menengah kelas 7 sampai 12 akan kembali dibuka mulai hari ini, Sabtu 18 September 2021.

"Semua guru dan siswa laki-laki harus menghadiri lembaga pendidikan mereka," bunyi petikan pengumuman Taliban, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Guardian pada Sabtu, 18 September 2021.

Dengan pengumuman tersebut, baik guru perempuan maupun siswi perempuan tingkat SMP-SMA tidak diperbolehkan kembali beraktivitas.

Baca Juga: Pemimpin Taliban hingga PM Israel Masuk Daftar Pemimpin Berpengaruh Dunia, Jokowi Tidak Ada

Dekrit tersebut menjadikan Afghanistan sebagai satu-satunya negara di dunia yang melarang separuh penduduknya mengenyam pendidikan menengah.

Selain di bidang pendidikan, Taliban juga membatasi perempuan dengan mengubah fungsi Kementerian Urusan Perempuan.

Jaringan Analisis Afghanistan Kate Clark mengatakan, kebijakan tersebut adalah bukti Taliban yang mengingkari janji mereka untuk mensejahterakan perempuan.

"Mereka selalu mengatakan akan membukanya ketika keamanan membaik. Itu tidak pernah terjadi. Mereka tidak pernah membuka sekolah untuk perempuan," tuturnya.

Kate juga menegaskan, Taliban telah melanggar hak-hak perempuan untuk dapat memperoleh pendidikan.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler