Wabah Cacar Monyet Semakin Tak Terkendali, Afrika Siaga Tinggi

16 Desember 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi cacar monyet. Otoritas kesehatan Kongo menerapkan siaga tinggi setelah wabah cacar monyet mematikan semakin tak terkendali melanda negara itu. /PIXABAY/baeda

 

PR BEKASI – Otoritas kesehatan di Republik Demokratik Kongo telah mengeluarkan peringatan yang menakutkan ketika wabah cacar monyet yang mematikan melanda negara itu semakin tak terkendali.

Diketahui, pemerintah provinsi Maniema yang terletak di timur Kongo secara resmi mengumumkan wabah cacar monyet di wilayah tersebut.

Daerah tersebut sejauh ini mencatat ratusan kasus cacar monyet dan puluhan kematian sejak 27 September 2021 lalu.

“Telah tercatat sebanyak 191 kasus cacar monyet yang telah terjadi, serta 24 kasus kematian sejak bulan September lalu,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Express, Kamis, 16 Desember 2021.

Baca Juga: Muncul Infeksi Penyakit Cacar Monyet, AS Tingkatkan Kewaspadaan

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang terjadi secara sporadis di kawasan hutan di Afrika Tengah dan Barat.

Gejala penyakit ini mirip dengan cacar manusia, meskipun cacar monyet pada manusia tidak terlalu parah.

Gejala cacar monyet biasanya sembuh dalam 14-21 hari, dan pengobatannya bersifat suportif.

Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh dan lesi kulit/mukosa hewan yang terinfeksi (tikus, tupai, monyet, dormice, tikus belang, simpanse, dan lain-lain).

Baca Juga: Buntut Kasus Pelecehan Seksual di Kongo, Komisi Eropa Hentikan Sementara Pendanaan Program-program WHO

Penularan sekunder dari manusia ke manusia terbatas tetapi dapat terjadi melalui paparan tetesan pernapasan, kontak dengan orang yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi.

Kembali pada bulan November lalu, National Focal Point IHR Amerika Serikat (AS) mengatakan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa telah terjadi kasus impor cacar monyet di negara bagian Maryland, AS.

Pasien cacar monyet tersebut diketahui sempat pergi ke Nigeria sebelum pertama kali mengalami ruam yang merupakan gejala penyakit tersebut.

Ini adalah kedua kalinya kasus cacar monyet yang diimpor terdeteksi pada seorang pelancong ke AS.

Baca Juga: Zombie Dunia Nyata Muncul di Ibukota Kongo, Bikin Pemerintah Setempat Khawatir

Kasus impor manusia pertama pada seorang pelancong dari Nigeria dilaporkan pada Juli 2021 lalu.

Sejak 2017, wabah cacar monyet telah terjadi di Nigeria, tetapi wabah juga telah dilaporkan di sembilan negara lain di Afrika tengah dan barat sejak 1970.

Ini termasuk Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Republik Kongo, Sierra Leone, dan Sudan.

Tetapi sebagian besar kasus telah dicatat di Kongo, dengan 2780 kasus dan 72 kematian dilaporkan antara 1 Januari hingga 31 Oktober 2021.

Baca Juga: Buntut Eksploitasi Seks di Kongo, WHO Alokasikan Dana Rp102 Miliar dan Kirim Ahli ke 10 Negara Berisiko Tinggi

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958 ketika dua wabah penyakit mirip cacar terjadi di koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian.

Kasus cacar monyet pertama pada manusia tercatat pada tahun 1970 di Kongo selama periode upaya intensif untuk menghilangkan cacar.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler