Resmi Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel, Raja Bahrain: Ini Solusi bagi Palestina

12 September 2020, 08:36 WIB
Penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushner berbincang dengan Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifad alam tur Timur Tengahnya awal bulan ini. /Reuters

PR BEKASI – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan Bahrain dan Israel telah sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik penuh pada Jumat, 11 September 2020.
 
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Al Jazeera, Donald Trump menyebut kesepakatan tersebut sebagai terobosan bersejarah.
 
Dalam pernyataan bersama, AS, Bahrain, dan Israel mengatakan kesepakatan tersebut dicapai setelah Trump berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa pada hari Jumat.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan 23 Hari Libur dan Cuti Bersama 2021, Catat Pergeseran di Idul Fitri dan Natal 

"Ini adalah terobosan bersejarah untuk menciptakan perdamaian lebih lanjut di Timur Tengah," kata Donald Trump.
 
Bahrain juga akan bergabung dengan Israel dan UEA dalam upacara penandatanganan di Gedung Putih pada Selasa 15 September, kata Donald Trump kepada wartawan pada Jumat, 11 September 2020.
 
"Tidak terpikirkan oleh kami bahwa ini bisa terjadi dan begitu cepat," katanya tentang kesepakatan Israel-Bahrain.
 
Menantu Donald Trump dan penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushner, memuji kesepakatan kedua negara tersebut  sebagai puncak dari kerja keras selama empat tahun oleh pemerintahan Donald Trump dalam menciptakan perdamaian di Timur Tengah.

Baca Juga: Bahrain Resmi Jadi Negara Kedua yang Normalisasi Hubungan dengan Israel, Donald Trump: Bersejarah!

"Kami sedang melihat awal dari Timur Tengah yang baru dan presiden benar-benar telah mengamankan aliansi dan mitra dalam upaya mewujudkannya," kata Kushner.

Jared Kushner mengatakan dengan sikap Bahrain dan UEA tersebut maka akan membantu mengurangi ketegangan di dunia Muslim.
 
Ia juga menambahkan kesepakatan tersebut memungkinkan orang untuk memisahkan masalah Palestina dari kepentingan nasional mereka sendiri dan dari kebijakan luar negeri mereka. "Yang harus difokuskan pada prioritas domestik mereka," ucap Kushner.
 
Dalam pernyataan berbahasa Ibrani, Netanyahu mengatakan dia tergerak untuk mengumumkan perjanjian diplomatik dengan Bahrain, yang katanya menambah perdamaian bersejarah dengan UEA.

Baca Juga: Keroyok Pemuda Hingga Tewas Bersimbah Darah, Lima Pelaku Pengeroyokan Dikenakan Pasal Berlapis

Sementara itu, Bahrain mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya mendukung perdamaian yang adil dan komprehensif di Timur Tengah.
 
“Perdamaian itu harus didasarkan pada solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina,” kata Raja Hamad.
 
Para pemimpin Palestina telah mengkritik negara-negara Arab karena menormalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel, sementara nega itu tetap melanjutkan pendudukan militernya di tanah Palestina. Pemimpin Palestina mengatakan kesepakatan semacam itu mengancam untuk memperkuat status quo.
 
Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dengan tegas mengutuk kesepakatan kedua negara tersebut dan mengatakan kesepakatan Bahrain-Israel sebagai langkah yang berbahaya untuk menjegal Palestina bebas dari negara zionis tersebut.

Baca Juga: Indonesia Resmi Mengundurkan Diri dari Piala Thomas dan Uber, Tiga Faktor Jadi Alasannya

Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan Presiden Otoritas Palestina (PA), Mahmoud Abbas yang mengatakan perdamaian antara negara-negara Arab dan Israel tidak akan terjadi sebelum masalah Palestina diselesaikan.
 
Pejabat itu juga mengatakan mereka tidak percaya kesepakatan Israel dengan Bahrain dan UEA akan terjadi tanpa dukungan negara Arab lainnya.
 
Sejak menjabat sebagai presiden, Donald Trump telah membuat kebijakan pro-Israel yang kukuh, mulai dari memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Jerusalem, memerintahkan PLO untuk menutup kantornya di Washington, DC hingga mengakui pendudukan Israel di Dataran Tinggi Golan.
 
Donald Trump dan penasihatnya telah memperjuangkan apa yang mereka sebut kesepakatan abad ini untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Mereka juga telah mendekati negara-negara Teluk Arab untuk mencoba menggalang dukungan bagi inisiatif tersebut.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler