Indonesia Tak Ubah Posisi Tentang Palestina, Meski UEA dan Bahrain Sepakat Normalisasi dengan Israel

18 September 2020, 06:05 WIB
Protes warga Palestina terhadap rencana Israel. /AFP/Said Khatib

PR BEKASI – Posisi Indonesia terkait konflik Palestina tidak akan berubah dengan adanya keputusan Uni Emirat Arab (UAE) dan Bahrain yang menyepakati normalisasi hubungan dengan Israel.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah dalam konferensi pers virtual, pada hari Kamis, 17 September 2020.

"Kami memahami intensi Uni Emirat Arab dan Bahrain untuk menyediakan ruang bagi pihak terkait untuk bernegosiasi dan mengubah pendekatan, guna menyelesaiakan isu Palestina melalui kesekapakatan ini," tuturnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Kampanye ‘Semua Rp1’, ShopeePay Dorong Adopsi Transaksi Contactless dengan Lebih dari 8 Juta Voucher

Namun, dia menambahkan bahwa efektivitas atas kesepakatan tersebut sangat bergantung pada komitmen Israel untuk menghormatinya.

Bagi Indonesia, penyelesaian isu Palestina perlu menghormati Resolusi Dewan Keamanan PBB serta parameter yang disepakati secara internasional, termasuk Solusi Dua Negara.

Faizasyah mengatakan bahwa, semua negara justru harus memastikan agar seluruh inisiatif untuk perdamaian tidak menggagalkan keputusan yang telah dibuat melalui Arab Peace Initiative dan resolusi Organisasi Kerja Sama Islam yang terkait.

Baca Juga: Pemerintah Berhasil Pulangkan 122 WNI Jamaah Tabligh dari India Usai Tertahan Akibat Lockdown

"Sudah waktunya untuk mempertimbangkan agar inisiatif dan kesepakatan itu diarahkan kepada upaya untuk memulai kembali proses multilateral yang kredibel," ujarnya.

"Hal ini akan memungkinkan equal footing (kesempatan yang sama) bagi seluruh pihak, serta didasarkan pada parameter internasional yang disepakati," ungkap Faizasyah melanjutkan.

Kesepakatan Uni Emirat Arab dan Bahrain untuk menjalin hubungan formal dengan Israel ditandatangani di Gedung Putih, Amerika Serikat, pada Selasa, 15 September lalu.

Baca Juga: Longgarkan Aturan Larangan WNI Masuk, Menhan Malaysia: Ada Beberapa Kategori yang Boleh Masuk

Hal tersebut pun mendapatkan kecaman dari rakyat Palestina yang menggelar aksi protes atas keputusan yang diambil dua negara tersebut.

Kesepakatan itu menjadikan Uni Emirat Arab dan Bahrain sebagai negara-negara Arab ketiga dan keempat yang mengambil langkah normalisasi hubungan sejak Israel menandatangani perjanjian damai dengan Mesir pada tahun 1979 dan dengan Yordania pada tahun 1994.

Sebagai tanda bahwa pertikaian kawasan pasti berlanjut ketika konflik Israel-Palestina tetap tak terpecahkan, para milisi Palestina pun menembakkan roket-roket dari Gaza ke arah Israel selama upacara penandatanganan.

Baca Juga: Kanye West Gegerkan Publik Usai Unggah Video Kencingi Salah Satu Piala Grammy Awards Miliknya

Hal tersebut dikatakan militer Israel seperti dilaporkan Reuters.

Para pejabat Uni Emirat Arab dan Bahrain berusaha meyakinkan kembali Palestina, bahwa keduanya tidak sedang meninggalkan rakyat Palestina dan perjuangan mereka mendirikan negara di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Namun, para pemimpin Palestina mengecam kesepakatan yang dianggap sebagai pengkhianatan terhadap isu Palestina tersebut.

Baca Juga: Rachmat Gobel: Industri Herbal dan Jamu Indonesia seperti Primadona yang Belum Dilirik

Indonesia tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel selama Palestina masih dijajah oleh Israel, dan belum merdeka serta berdaulat penuh.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler