Prancis Dinilai Telah Menghina Nabi Muhammad SAW, Kisah Sultan Abdul Hamid II Terulang Kembali

31 Oktober 2020, 07:10 WIB
Sultan Abdul Hamid II./WikipeSultan Abdul Hamid II. /Wikipedia

PR BEKASI - Umat muslim di seluruh dunia sangat menyayangkan sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait kasus pembuatan kartun Nabi Muhammad SAW.

Diketahui, sejumlah negara telah melakukan aksi protes terhadap sikap Emmanuel Macron yang dinilai tidak menghargai agama Islam.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube resmi Turkish Serial Islam pada Jumat, 30 Oktober 2020, polemik serupa juga sempat terjadi pada waktu setempat yang tercatat sebagai sejarah peradaban dunia.

Baca Juga: Gempa Besar Luluh Lantakkan Turki, Erdogan Kerahkan Seluruh Kekuatan

Diketahui, Sultan Abdul Hamid II yang berkuasa pada  31 Agustus 1876 hingga27 April 1909, ia merupakan Sultan ke-34 Kekhalifahan Utsmaniyah atau Ottoman Empire.

Pada masa pemerintahannya, pemerintah Prancis pernah membuat Sultan Hamid II marah besar.

Peristiwa itu dikisahkan dalam salah satu serial Payitaht: Abdülhamid.

Baca Juga: Tidak Sejalan dengan Surat Edaran Manaker, Ganjar Pranowo Pilih Tetap Naikkan UMP Jateng 2021

Sultan Abdul Hamid merupakan pemimpin yang sikapnya dikenal lemah lembut dan bijaksana.

Namun, ketika mendapat kabar bahwa Prancis akan menggelar pertunjukan teater yang menampilkan tokoh utama Nabi Muhammad SAW, ia tidak dapat menahan amarahnya.

Diketahui bahwa film Payitaht bersumber dari catatan harian Sultan Abdul Hamid saat menjabat sebagai Khilafah.

Baca Juga: Bangunan Runtuh Usai Gempa Turki 7.1 Magnitudo, 6 Orang dan Ratusan Orang Lainnya Dilaporkan Terluka

Sementara, dalam pembuatan film tersebut keturunan langsung Abdul Hamid, yaitu Orhan Osmanuglu ikut dilibatkan.

Meskipun ada improvisasi percakapan di dalamnya, hal tersebut dilakukan agar cerita sesuai dengan sejarah yang sebenarnya.

Sultan Hamid selama ini dikenal tegas sebagai pemimpin yang tegas dalam membela umat Islam yang tertindas dari praktik kolonialisasi yang menjadi musuh utama, Utsmaniyah.

Baca Juga: #PrayForTurkey Menggema Usai Gempa Besar di Turki, KBRI Pastikan Tidak Ada WNI yang Jadi Korban

Praktik kolonialisasi terhadap umat Islam dilakukan oleh sejumlah negara diantaranya yajni, Inggris, Prancis, dan Rusia.

Selain itu, Sultan Abdul Hamid  juga pernah menolak permintaan Theodor Herzl untuk membeli tanah Palestina.

Pembelian tanah tersebut dipergunakan sebagai tempat tinggal kelompok Zionis Yahudi, yang sekarang menjadi Israel.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 7.1 Guncang Turki dan Yunani Hingga Sebabkan Tsunami, BMKG Beri Peringatan

Cuplikan film tersebut menceritakan Sultan Abdul Hamid berada di Istana Yildiz, Istanbul, Turki.

Kemudian, ia mengutarakan keresahannya kepada beberapa Pasha yang mengelilinginya saat itu sehingga membuat Mahmud Pasha penasaran dengan kemarahan Sang Sultan.

"Untuk apa Sultan marah jika bukan karena komik tersebut. Hunkar (panggilan hormat kepada Sultan Abdul Hamid)?" kata Mahmud.

Baca Juga: Relawan Jokowi Minta Presiden Reshuffle Kabinet, Tapi 3 Menteri Terbaik Ini Harus Dipertahankan

Tanpa berbicara, Sultan Abdul Hamid langsung menunjukkan surat kabar Prancis yang dipegangnya kala itu.

Kemudian, ia membacakan isi berita yang terdapat pada surat kabar tersebut kepada para Pasha.

Ia menjelaskan bahwa seorang laki-laki menulis pertunjukan teater yang melibatkan Nabi Muhammad SAW yang digelar pada malam itu, di Kota Paris, Prancis.

Baca Juga: Pernyataan Emmanuel Macron Singgung Umat Islam, AHY: Sebagai Negara Muslim Terbesar, Kita Buktikan!

"Ini penghinaan terhadap Rasulullah. Aku tak akan mengatakan apapun. Mereka menghina Baginda kita, kehormatan seluruh alam semesta," kata Sultan yang diperankan aktor Bülent İnal.

Ia geram hingga ia mengaku tidak peduli jika Prancis menyerang dirinya secara pribadi.

Akan tetapi, jika mereka menghina agama Islam dan Nabi Muhammad SAW, dirinya menegaskan bahwa siap bangkit dari kematian.

Baca Juga: Pelaku Curanmor di Sukatani Bekasi Tewas Dihakimi Massa, Keluarga Minta Keadilan

"Aku akan menarik pedang ketika sedang sekarat. Aku akan menjadi debu dan terlahir kembali dari debuku, dan berjuang bahkan jika mereka memotong leherku, mencabik-cabik dagingku untuk melihat wajah Baginda Nabi kita. Melihat wajah Rasulullah di akhirat," katanya menambahkan.

Ia menyebutkan, Kekhalifahan Utsmaniyah tidak akan pernah menjadi seperti Prancis dalam berperang.

"Tetapi, kita tidak akan menghentikan pertahanan kita. Panggil kedutaan Prancis, segera," kata Sang Sultan, yang dijawab oleh Tahsin Pasha yang merupkan orang paling dipercayainya.

Baca Juga: Manuver Golkar Berkuasa di Indonesia Lewat Airlangga Semakin Nyata, Rocky Gerung: Kita Lihat Nanti

Kemudian, duta besar Prancis memenuhi panggilan Sultan Abdul Hamid di Istana Yildiz.

"Hunkar hazretleri. Theodor Herzl adalah tamu kami di kedutaan kita sekarang," kata duta besar Prancis.

"Kedutaan, kami umat Muslim begitu mencintai Nabi kita Rasulullah SAW. Kami sangat mencintainya hingga rela mengorbankan hidup kami untuknya. Kami tigak ragu dan rela mati untuknya," kata Sultan Abdul Hamid.

Baca Juga: Komentari Pilpres AS, SBY: Saya Dengar Ada 'Tokoh' di Pemerintahan yang Berharap Donald Trump Menang

Sultan mengungkapkan bahwa pihaknya mendapat informasi jika pemerintah Prancis menyiapkan pertunjukan Nabi Muhammad SAW.

Ia menegaskan bhwa dirinya adalah pemimpin umat Islam di Balkan, Irak, Suriah, Lebanon, Hijaz, Kaukasus, Anatolia, dan Payitaht (Istanbul).

"Akulah Khalifah umat Islam Abdul Hamid Han! Aku akan menghancurkan dunia di sekitarmu jika kamu tidak menghentikan pertunjukan tersebut!," kata Sultan.

Baca Juga: Penikam Ustaz di Aceh Berhasil Diungkap, Ternyata Mantan Anggota Polri

Pernyataan itu ia lontarkan dengan nada geram sembari melemparkan koran kepada legasi Prancis tersebut.

Dalam adegan lain, Tahsin Pasha memberi kabar gembira kepada Sultan Abdul Hamid bahwa orang Prancis akhirnya menghentikan pertunjukan teater.

Alsan dihentikan karena berkat ultimatum Sultan Abdul Hamid. Sultan pun mengucapkan alhamdulillah.

Baca Juga: Projo Minta Perbanyak Komisaris BUMN dari Pendukung Jokowi, Fadli Zon: Ganti BUMR Saja, Biar Jelas

Selain itu, Hunkar juga mendapat ucapan terima kasih dari umat Islam di berbagai dunia.

Atas sikap tegasnya tersebut, Sultan Abdul Hamid mendapat pujian dari umat Islam di seluruh dunia.

"Komite Islam Liverpool (Inggris) juga mengucapkan terima kasih. Saudara India kita juga berada di jalanan. Mereka menginginkan kesehatan dan kedamaian untuk Khlaifah kita yang tidak membiarkan siapa pun menghina Baginda Nabi. Ini tampilan (foto) kebahagiaan di jalanan Mesir dan Aljazair," kata Tahsin Pasha.

Baca Juga: 4 Kelompok Dikabarkan Akan Kudeta Jokowi, Refly Harun Jelaskan 3 Cara Mengganti Presiden

Tahsin Pasha tebut memegang secarik kertas yang merupakan surat.

Atas kekagumannya, Tahsin Pasha tidak lupa mendoakan Sang Sultan agar diberkati Allah SWT.

"Kita tidak mencari pangkat jika kita bisa melayani agama ini," kata Sultan Abdul Hamid.

Sultan Abdul Hamid menjelaskan bahwa yang terpenting adalaj memuliakan agama Islam termasuk Rasulullah yang harus dibela ketika ada penghinaan ditujukkan kepadanya.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler