Tujuan ISIS Dinilai Melenceng Jadi Gila Harta, 50 Orang di Mozambik Dipenggal di Sebuah Lapangan

10 November 2020, 20:15 WIB
Militan ISIS di Mozambik yang membunuh tujuh tentara bayaran Rusia dalam dua serangan terpisah bulan lalu. /Daily Mail/

PR BEKASI - Kabar kurang mengenakan datang dari negara Mozambik di benua Afrika. Tragedi pemenggalan terhadap 50 orang di negara tersebut terjadi selama tiga hari belakangan ini.

Komandan jenderal polisi Mozambik, Bernardino Rafael mengatakan para pejuang ISIS telah menyerang beberapa desa di distrik Miudumbe dan Macomia.

Dalam penyerangan itu mereka juga membunuh warga sipil, menculik wanita dan anak-anak serta membakar beberapa rumah.

Baca Juga: Habib Rizieq Ditakutkan Perkuat Oposisi yang Ingin Makzulkan Jokowi, Refly: Itu Akan Sulit, Kecuali?

"Mereka membakar rumah-rumah lalu mengejar penduduk yang berlarian kabur ke hutan dan memulai aksi-aksi pemenggalan tersebut," ujar Rafael, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Selasa, 10 November 2020.

Saksi mata mengatakan kepada media setempat bahwa para penyerang menggiring penduduk ke sebuah lapangan sepak bola di desa Muatide, lalu dilakukanlah pembunuhan dengan cara pemenggalan tersebut.

Pasukan keamanan di provinsi Cabo Delgado, Mozambik Utara telah memerangi dan mengamankan area tersebut dari kelompok ISIS sejak 2017 lantaran merupakan area yang kaya akan minyak dan gas.

Baca Juga: Ledakan Massa yang Jemput Kepulangan Rizieq Shihab, Pengamat: Kekuatan Politik 2024 Sudah Terbentuk

Hal tersebut membuat berbagai spekulasi dari para analis terkait tujuan ISIS sebenarnya di negara Mozambik, akar kerusuhan ini mungkin berkaitan dengan kegilaan harta terutama di wilayah Cabo Delgado, bukan agama.

Kelompok ini diduga menamai diri mereka dengan sebutan al-Shabab. Namun, para analis menilai kelompok ini tidak ada hubungannya dengan kelompok teroris yang beroperasi di Somalia.

Menurut Proyeksi Lokasi dan Data Peristiwa Konflik Bersenjata yang berbasis di Amerika Serikat, penyerangan ini telah menewaskan lebih dari 2,000 orang sejak 2017, kebanyakan korbannya adalah warga sipil.

Baca Juga: Tragis, Hanya Karena Bekerja di Kepolisian, Wanita Ini Ditembaki dan Diserang Hingga Alami Kebutaan

Tragedi kekerasan ini telah memicu krisis kemanusiaan di Mozambik, lebih dari 300.000 orang terlantar dan 712.000 orang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Kejadian ini dimulai pada Jumat malam ketika sekelompok orang bersenjata melepaskan tembakan dan membakar beberapa rumah dalam invasi desa pertama mereka yaitu Nanjaba.

Lalu sekelompok penyerang memisahkan diri untuk menyerbu desa Muatide di sana lah mereka memenggal lebih dari 50 orang.

Baca Juga: Cek Fakta: TKA Tiongkok Dikabarkan Telah Ukur Tanah di Bekasi Setelah Omnibus Law Diteken Jokowi

Tubuh para penduduk desa tersebut dimutilasi dalam penyerangan yang dilakukan mulai dari Jumat malam hingga hari Minggu kemarin.

Mayat yang terpotong-potong setidaknya terdiri dari lima orang dewasa dan 15 anak laki-laki yang ditemukan tersebar di hutan terdekat.

Bagian tubuh tersebut saat ini telah dikirim kepada keluarga masing-masing untuk dimakamkan pada hari ini.

Baca Juga: Momentum Hari Pahlawan, Wisma Atlet Tandai sebagai Genderang Perang Lawan Covid-19

Diketahui kelompok bersenjata ISIS tersebut telah meningkatkan intensitas penyerangannya dalam beberapa bulan terakhir di negara Mozambik, tentu hal ini membuat takut warga negara tersebut.

Pada bulan April lalu saja, para penyerang tersebut menembak mati dan memenggal lebih dari 50 pemuda karena diduga menolak bergabung dengan kelompok mereka.

Perlu diketahui Cabo Delgado adalah tempat protek gas alam cair yang bernilai miliaran dolar yang dikelola oleh Total Multinational Prancis.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler