Baca Juga: Mufti Agung Mesir Bolehkan Umat Islam Kerja di Proyek Pembangunan Gereja dengan Imbalan Gaji
Serangan tersebut mengakibatkan beberapa film yang belum dirilis serta banyak sekali dokumen rahasia tersebar secara online.
Para peretas Korea Utara diduga meningkatkan kampanye untuk mengumpulkan dana dengan menyerang pertukaran mata uang kripto karena nilai bitcoin dan mata uang siber lainnya melonjak.
Mereka disalahkan atas serangan siber global ransomware WannaCry 2017, yang menginfeksi sekitar 300.000 komputer di 150 negara yang mengenkripsi file pengguna dan menuntut ratusan dollar dari pemiliknya untuk mendapatkan kunci untuk mendapatkannya kembali.
Namun Pyongyang membantah tuduhan itu dengan mengatakan Korea Utara tidak ada hubungannya dengan serangan dunia maya".***