Kontroversi Drakor Joseon Exorcist, Dianggap Melenceng dari Fakta Sejarah hingga Tuduhan Didanai China

- 26 Maret 2021, 12:45 WIB
Joseon Exorcist mendapat kecaman dari warga Korea Selatan sendiri setelah dianggap melenceng dari fakta sejarah.
Joseon Exorcist mendapat kecaman dari warga Korea Selatan sendiri setelah dianggap melenceng dari fakta sejarah. /Asianwiki

PR BEKASI – Joseon Exorcist, drama Korea yang baru tayang pada Senin, 22 Maret 2021 telah menuai kontroversi dan kecaman dari warganet Korea Selatan sendiri.

Banyak tuduhan yang ditujukan pada Joseon Exorcist, mulai dari fakta sejarah yang melenceng jauh hingga disokong oleh China dalam proses produksinya.

Lebih dari 20 perusahaan Korea Selatan telah menarik iklan dari drama sejarah fantasi Korea Selatan, kata media lokal pada Kamis, 25 Maret 2021.

Hingga Kamis, sekitar 163.890 orang telah menandatangani petisi ke Blue House, Istana Negara Korea, yang meminta agar drama Joseon Exorcist ditarik dari saluran SBS sejak petisi tersebut diluncurkan pada Rabu.

Baca Juga: Ada Adegan Monolog Ingin Hubungan Intim di Luar Nikah, KPI Beri Teguran Keras 'Buku Harian Seorang Istri' SCTV

Baca Juga: Pemuda Muhammadiyah Dipercaya Jokowi Kelola 19 Ribu Ha Tanah, Rocky Gerung: Ini Cara Rezim Membelah Masyarakat

Baca Juga: PDIP Tolak Rencana Impor Beras Pemerintah, Hasto: Banyak yang Bilang Kami Partai Pemerintah Rasa Oposisi 

Joseon Exorcist, yang mulai ditayangkan pada Senin 22 Maret 2021, menceritakan Korea Selatan zaman dulu dengan tokoh-tokoh sejarah yang ada sebagai karakter.

Namun, drama ini juga memasukan unsur "fantasi" yang menggambarkan pengusiran setan, menurut pernyataan oleh SBS dan perusahaan produksi drama.

Joseon Exorcist menjadi pusat kontroversi tak lama setelah menampilkan raja ketiga dari dinasti Joseon (1392-1897) membunuh orang-orang yang tidak bersalah.

Selanjutnya penggambaran raja keempat, Raja Sejong, pencipta bahasa Korea, sebagai seorang pangeran yang menerima tamu di sebuah kamar dengan menyajikan makanan seperti kue bulan khas China.

Pemirsa mengeklaim ini adalah "ketidakakuratan sejarah yang parah" dan "penggambaran pengaruh China yang tidak akurat", menurut petisi dan unggahan tentang drama tersebut di portal pencarian dominan Korea Selatan, Naver.

Baca Juga: Minta Pemakaian Burqa dan Kumandang Azan Lewat Pengeras Suara Dilarang, Menteri India: Itu Kebiasaan Jahat 

Profesor Seo Kyoung-duk dari Universitas Wanita Sungshin, yang juga seorang aktivis "Humas Korea", menuturkan bahwa drama tersebut memperburuk kemarahan Korea atas klaim China bahwa beberapa aspek budaya Korea seperti kimchi, berasal dari China.

Perusahaan seperti perusahaan telekomunikasi KT dan HiteJinro termasuk di antara 24 perusahaan yang telah menarik iklan, sementara pemerintah daerah yang terlibat dengan pembuatan film drama telah membatalkan perjanjian, surat kabar Kookmin Ilbo melaporkan.

“Drama Korea telah mendunia dan banyak di orang seluruh dunia menonton,” kata Prof Seo seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Jumat, 26 Maret 2021.

“Kita seharusnya tidak menunjukkan sejarah yang terdistorsi kepada pemirsa luar negeri," sambungnya.

Dua episode pertama drama tersebut tersedia untuk ditonton di WeTV, mulai Kamis.

Baca Juga: Idap Psikotik, Pemuda di Singapura Nekat Serang Orang Lain dengan Pisau Dapur agar Merasa Bahagia 

SBS dan perusahaan produksi drama membantah rumor investasi China dalam drama tersebut.

Mereka mengatakan dalam pernyataan bahwa itu diproduksi dengan modal Korea dan berjanji untuk "sepenuhnya mengubah" episode berikutnya dengan karakter fiksi murni.

Selain itu mereka akan mengedit dan mengulang bagian yang bermasalah sebanyak yang bisa dilakukan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x