Network
PR BEKASI - Seorang pria Pakistan berusia 32 tahun yang sedang berkunjung ke Malaysia harus kehilangan Mr P miliknya usai mendapatkan kekerasan dari sekelompok orang tak dikenal di sana.
Menurut Utusan TV, seorang teman korban, Rizwan Ahmad, membuat laporan kepolisian tentang kejadian tersebut dan membagikan detail pengalaman mengerikan yang menimpa temannya tersebut,.
Dia menceritakan bahwa korban sedang duduk sendirian di dekat masjid Alam Impian, Shah Alam, pada Minggu malam, 4 April 2021 ketika dia didekati oleh empat pria.
Baca Juga: Kemenag Sultra Ungkap Alasan Kenapa Ceramah Ramadhan hanya Boleh 15 Menit
Mereka lantas bertanya apakah dia sudah menikah selain itu mereka juga bertanya tentang kehidupan seksnya, atau lebih spesifik lagi, apakah dia pernah berhubungan seks di Malaysia.
Korban menjawab bahwa dia sudah menikah, pasangannya ada di Pakistan dan dia tidak melakukan hubungan seksual di negara kita.
"Lalu, dia (salah satu tersangka) menyuruhnya (korban) melepas baju dan celananya," kata Rizwan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari World of Buzz pada Jumat, 9 April 2021.
Baca Juga: Masuk Bursa Calon Gubernur DKI, Pasha Ungu: Kalau Kemudian Perintah Partai, Kenapa Tidak
"Dia (korban) disuruh melakukan 10 squat. Setelah melakukan squat, dia (korban) langsung memakai kembali celananya. Tapi, tersangka kemudian mengatakan tidak pernah menyuruhnya (korban) untuk memakai kembali celananya," sambungnya.
Seorang tersangka langsung mencecar korban kembali.
"Kenapa kamu memakai kembali celanamu?" ucap tersangka kepada korban.
Baca Juga: Salat Jumat di Masjid Babul Jannah NTT, Jokowi Sampaikan Pesan Penting untuk Para Korban Bencana
Salah satu tersangka kemudian bertanya kepada korban mengapa Mr P miliknya tidak bereaksi, dan korban menjawab bahwa dia tidak bisa melakukannya.
Tersangka kemudian mengatakan kepadanya bahwa ia akan memotong Mr P korban karena dianggap sudah tidak berguna lagi, sehingga korban memintanya untuk tidak melakukannya.
"Dia (korban) memohon mereka untuk tidak memotong alat kelaminnya," kata Rizwan.
Baca Juga: Ada Terduga Teroris di Jaksel, Ketua RT Setempat Minta NF Serahkan Diri
Korban pun meminta bagian lain dari tubuhnya untuk dipotong sebagai gantinya.
"Anda bisa memotong kaki atau tangan saya," kata korban memohon.
Namun, kelompok pria itu melanjutkan tindakan mengerikan mereka. Mereka menahan korban, memotong Mr P miliknya, dan membuangnya sebelum melarikan diri dari tempat kejadian.
Baca Juga: Kemenag Beberkan 12 Poin Panduan Ibadah Ramadhan 2021 untuk Zona Kuning dan Hijau
Mereka juga membuang telepon milik korban sehingga korban tidak bisa segera meminta bantuan.
Pria Pakistan itu awalnya pingsan karena kesakitan, tetapi ketika dia sadar, dia berhasil menemukan teleponnya dan menelepon teman lain untuk meminta bantuan.
Ketika ditanya tentang penis yang telah terputus, mereka belum menemukannya.
Baca Juga: Kian Mengkhawatirkan, Praktisi Ungkap Penyebab Pernikahan Dini dan Putus Sekolah di Masa Pandemi
"Kami belum menemukannya. Banyak dari kami yang pergi mencari, bahkan ada polisi juga, mereka membantu mencari tapi datang dengan tangan kosong," tutur Rizwan.
Kepala Departemen Investigasi Kriminal Selangor, Datuk Fadzil Ahmat telah mengkonfirmasi insiden tersebut dan menyampaikan bahwa penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui motif tindakan tersebut.
Korban kini sedang mencari pertolongan medis di Rumah Sakit Kuala Lumpur (HKL), dan keluarganya di Pakistan belum mendapat informasi tentang ketidakadilan yang dialaminya.
Korban yang merupakan pemegang kartu UNHCR ini disebut-sebut sebagai pria baik hati yang tidak memiliki musuh.***
