"Kami masih belum tahu berapa banyak uang yang mereka ambil. Mereka masih memblokir area sehingga kami tidak bisa keluar," kata seorang penduduk.
Sementara itu, juru bicara militer tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar terkait pembunuhan kedua pria tersebut dan penjarahan kotak amal.
Menurut Sebuah kelompok aktivis Myanmar, Assistance Association for Political Prisoners, pihaknya mengatakan sejak kudeta 1 Februari, rakyat Myanmar hampir setiap hari turun ke jalan menolak pemerintahan militer.
Mereka juga mengatakan, pasukan junta militer Myanmar dilaporkan hingga saat ini telah menewaskan sedikitnya 715 orang, termasuk lebih dari 40 anak-anak sejak kudeta militer.
Diketahui, pekan ini para penentang pemerintahan militer Myanmar membatalkan perayaan tahun baru tradisional pada Selasa, dengan menggelar protes di seluruh negeri.***