Hentikan Penjualan di Israel Sebagai Dukungan pada Palestina, Perusahaan Es Krim Ini Malah Disebut Teroris

- 22 Juli 2021, 07:50 WIB
Perusahaan es krim asal Amerika Serikat (AS), Ben & Jerry’s disebut sebagai kelompok teroris setelah mereka memutuskan untuk menghentikan penjual produk mereka di wilayah pendudukan Palestina.
Perusahaan es krim asal Amerika Serikat (AS), Ben & Jerry’s disebut sebagai kelompok teroris setelah mereka memutuskan untuk menghentikan penjual produk mereka di wilayah pendudukan Palestina. /Ben & Jerry's


PR BEKASI – Perusahaan es krim asal Amerika Serikat (AS), Ben and Jerry’s disebut sebagai kelompok teroris oleh Israel setelah mereka memutuskan untuk menghentikan penjual produk mereka di wilayah pendudukan Palestina.

Mereka melakukan hal tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap bangsa Palestina yang wilayahnya di Tepi Barat dan Yerusalem Timur terus berkurang akibat pembangunan pemukiman ilegal Yahudi yang semakin meluas.

Presiden Israel yang baru dilantik, Isaac Herzog dalam sebuah pidato mengatakan bahwa tindakan Ben and Jerry’s tersebut merupakan sebuah bentuk terorisme baru.

“Boikot Israel adalah terorisme jenis baru, terorisme ekonomi,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari New York Post, Kamis, 22 Juli 2021.

Baca Juga: Spyware Pegasus Rancangan Israel Retas 37 Ponsel Jurnalis, Aktivis, dan Eksekutif Bisnis di Dunia

Dirinya menambahkan, Ben and Jerry’s sengaja melakukan hal tersebut untuk membuat perekonomian Israel runtuh.

“Terorisme mencoba merugikan warga Israel dan ekonomi Israel. Kita harus menentang boikot dan terorisme ini dalam bentuk apa pun. Ini membidik ekonomi Israel.” Katanya.

Komentar itu muncul satu hari setelah Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett memperingatkan Unilever sebagai pemilik produk es krim tersebut, bahwa boikot pembuat es krim adalah tindakan yang memiliki konsekuensi parah.

Naftali Bennett menambahkan bahwa Israel dapat kapan saja mengambil tindakan tegas tindakan itu dapat mencakup tantangan hukum terhadap perusahaan.

Baca Juga: Palestina Mengutuk Tindakan Israel, Kembali Serbu Kompleks Masjid Al Aqsha Jelang Hari Raya Idul Adha

Ben and Jerry's yang berbasis di Vermont, AS pada Senin, 19 Juli 2021 mengumumkan akan menghentikan penjualan es krim es krimnya di Wilayah Pendudukan Palestina yang terdiri dari Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.

Perusahaan itu mengatakan langkah itu dilakukan di tengah penolakan dari pelanggan dan keputusan bahwa menjual produk mereka di wilayah tersebut, yang biasanya digambarkan sebagai wilayah yang diduduki Israel sejak 1967.

“Hal tersebut tidak konsisten dengan nilai-nilai kami. Jadi kami memutuskan untuk menghentikan penjualan produk kami sampai batas waktu yang belum ditentukan,” bunyi pernyataan Ben and Jerry’s.

Meskipun tak menghentikan penjualan produknya di tiga wilayah tersebut, Ben and Jerry's mengatakan akan terus menjual es krim di seluruh Israel.

Baca Juga: Israel Produksi Obat Semprot Covid-19, Dinilai Ampuh Lawan Varian Alpha dan Gamma

Akan Tetapi, Naftali Bennett dalam komentarnya, Rabu, 21 Juli 2021 menyebut keputusan itu salah secara moral.

Dirinya juga meminta masyarakat Israel untuk berpindah ke produk es krim lainnya sebagai bentuk bela negara

“Ada banyak merek es krim lainnya di Israel. Tapi kita hanya punya satu negara. Ini adalah harga diri,” katanya.

Unilever mengatakan dalam sebuah pernyataan minggu ini bahwa pembelian Ben and Jerry's pada tahun 2000 termasuk pemahaman bahwa mereka akan diizinkan untuk menjalankan urusannya sendiri.

Dalam wawancara yang diadakan kemarin, pejabat di Ben & Jerry's menolak berkomentar di luar pernyataan aslinya mengenai aksi penghentian penjualan produk di wilayah pendudukan Palestina.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x