China Diperkirakan Bakal Tiru Taktik Rusia di Ukraina untuk Mengancam Taiwan

- 3 Januari 2022, 05:24 WIB
Presiden China, Xi Jinping. China diperkirakan akan meniru perbuatan Rusia di Ukraina, untuk diterapkan mengancam Taiwan.
Presiden China, Xi Jinping. China diperkirakan akan meniru perbuatan Rusia di Ukraina, untuk diterapkan mengancam Taiwan. / REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

PR BEKASI - Aktivitas Rusia di Ukraina diperkirakan akan segera ditiru oleh China untuk mengancam Taiwan.

Pakar memprediksi hal itu setelah melihat kedekatan China dan Rusia, apalagi setelah mencapai kesepakatan untuk mengangkut gas Rusia ke China.

Proyek Power of Siberia 2 akan mulai beroperasi apda tahun 2030 mendatang. Proyek tersebut akan mengirimkan sebanyak 50 miliar meter kubik gas melewati Mongolia menuju China.

Proyek raksasa tersebut akan dipimpin oleh dua perusahaan konglomerat di Rusia dan China, Gazprom dan China National Petroleum.

Baca Juga: Sinopsis Film Batman Forever, Val Kilmer dan Robin Hadapi Balas Dendam Two Face

Brandon Weichert yang merupakan analis geopolitik mengungkapkan ikatan strategis lain telah disusun antara China dan Rusia, untuk memperkuat geopolitik kedua negara.

"Kami sudah melihat jumlah koordinasi yang menakjubkan antara Moskow dan Beijing terkait dengan berbagai masalah strategis," ujar Brandon, dikutip dari laman Express pada Minggu, 2 Januari 2022.

"Beijing melihat secara dekat apa yang dilakukan Moskow di Ukraina Timur, dan bagaiaman Barat menanggapi provokasi Rusia tersebut, sebagai contoh kasus tentang bagaimana Beijing akan berperilaku terhadap Taiwan, Filipina, Vietnam, Australia, atau India," ucapnya.

Brandon menilai semakin seringnya Beijing dan Moskow berkoordinasi, semakin besar kemungkinan antara kedua negara untuk mendorong kembali campur tangan Amerika Serikat yang tak diinginkan.

Xi Jinping dan Vladimit Putin bahkan semakin sering mengadakan pertemuan dan berkoordinasi.

Baca Juga: Kak Seto Bakal Jadi Penengah Antara Doddy Sudrajat dan Haji Faisal: Jangan Sampai Ada Penyimpangan

Sementara itu, Rusia tampak sangat siap untuk menyerang Ukraina, hingga sudah menerjunkan 100.000 tentara di wilayah perbatasan.

Sedangkan China sudah membangun kehadiran militer di Laut China Selatan serta mengklaim Taiwan sebagai bagian dari China.

China dan Rusia pun menghadapi perselisihan dengan beberapa negara Barat.

Brandon mengungkap bahwa saat ini Rusia dan China sedang memperkuat tujuan geopolitik satu sama lain.

"Lihatlah bagaimana Rusia melakukan kerusakan besar di Eropa dengan kebijakan gas mereka dan pada saat yang sama China menghukum Lithuania dan menerapkan tekanan pada negara-negara Eropa lainnya yang berselisih dengan Beijing," ucap Brandon.

"China dan Rusia sekarang beroperasi bersama satu sama lain menunjukkan bahwa setiap langkah yang dilakukan oleh dua kekuatan ini di sektor energi akan memiliki konsekuensi besar di tingkat geopolitik untuk semua kekuatan utama di dunia," katanya menambahkan.

China dan Rusia bisa menjadi kekuatan besar yang menakutkan, banyak negara harus tetap waspada dengan keduanya.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah