Diperkosa Dua Pria di Depan Anak-anaknya, Polisi: Kenapa Lewat Jalan Sepi?

- 17 Oktober 2020, 16:53 WIB
Ilustrasi pemerkosaan
Ilustrasi pemerkosaan /

PR BEKASI – Seorang perempuan dilaporkan diperkosa dua orang pria di depan anak-anaknya. Sebelumnya, anak-anaknya sempat dihajar terlebih dahulu oleh para pelaku.

Akan tetapi, publik dibuat murka atas tanggapan pihak kepolisian usai perempuan tersebut melaporkan kasus pemerkosaan dan pencurian yang dialaminya.

Pihak kepolisian malah menyalahkan korban, dengan perkataan, "Kenapa lewat jalan sepi?".

Baca Juga: BCA Raih Peringkat 2 Merek Bank Terkuat dari Brand Finance, Warganet Buat Trending 'Satpam BCA'

Korban pemerkosaan yang malah disalahkan oleh pihak kepolisian tersebut terjadi di Pakistan pada 11 September 2020 lalu. Akibat sikap pihak kepolisian ini, gelombang unjuk rasa menuntut pencopotan jabatan polisi bersangkutan digelar di Pakistan.

Kasus pemerkosaan bermula ketika korban mengemudi bersama anak-anaknya lewat jalan tikus Lahore-Sialkot pada pukul 1.30 dini hari waktu setempat. Mobil korban dilapporkan mogok sebab kehabisan bensin.

Korban sempat melapor ke kepolisian Lahore. Namun, polisi Lahore mengatakan bahwa wilayah mobil korban berada di luar wilayah yuridiksinya.

Baca Juga: Upah Minimum 2021 Diminta Tidak Naik oleh Pengusaha, Said Iqbal: Aksi-Aksi Akan Semakin Besar

Polisi jalan raya Lahore tidak membantu korban malah meminta korban untuk menghubungi kepolisian Sialkot.

Kemudian, dua orang pria tak dikenal datang memecahkan jendela mobil. Korban diseret keluar dari kendaraan dan kemudian diperkosa, sementara anak-anaknya dihajar terlebih dahulu sebelum diseret.

Anak-anak korban dipaksa melihat ibunya diperkosa oleh dua orang pria tak dikenal. Para pelaku juga dilaporkan mencuri perhiasan, uang tunai, dan kartu banknya.

Baca Juga: Cari Lagu di Google Kini Lebih Mudah, Anda Hanya Tinggal Bersenandung di Google Search Versi Terbaru

Menanggapi laporan kasus pemerkosaan tersebut, Kepala Polisi Lahore Umar Sheikh malah menyalahkan korban.

Ia mengatakan bahwa korban tidak etis bepergian seorang diri tanpa pendamping pria. Selain itu, ia menyalahkan korban mengapa korban memilih jalan sepi, bukan memilih jalan raya.

"Tidak etis perempuan dan anak-anaknya bepergian sendirian pada malam hari. Dia (korban) seharusnya mengambil jalan raya yang lebih aman dan memastikan dia memiliki cukup bahan bakar untuk perjalanan tersebut," ujar Umar Sheikh, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Guardian, Sabtu, 17 Oktober 2020.

Baca Juga: Sejumlah Polisi di Bekasi Tepapar COVID-19, Diduga Setelah Amankan Demo UU Cipta Kerja

Atas tanggapannya tersebut, gelombang masyarakat Pakistan murka dan turun ke jalan. Mereka menuntut agar Umar Sheikh dicopot dari jabatannya sebab tidak seharusnya menyalahkan korban.

Masyarakat menilai sikap Umar misoginis dan seksis, yang memperlakukan korban sebagai penjahat atau pihak yang bersalah.

Shireen Mazari, menteri hak asasi manusia Pakistan, mengatakan pernyataan Kepala Polisi Lahore itu tidak dapat diterima.

Baca Juga: Pro dan Kontra Omnibus Law, Moeldoko: Presiden Malu Lihat Kondisi Ini, Presiden Ingin Indonesia Maju

"Tidak (boleh) ada yang bisa merasionalisasi kejahatan pemerkosaan." katanya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x