Sempat Takut Terjadi Bencana, Semburan Air Justru Jadi Tempat Wisata

3 Desember 2019, 08:55 WIB
WARGA mandi di bawah semburan air yang terjadi di Kampung Simpur RT 01/01 Desa Ciantra Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi. Semula, warga khawatir akan air yang menyemburkan kencang dari dalam tanah. Namun, kini lokasi itu berubah menjadi wahana wisata dadakan.* /TOMMI ANDRYANDY/PR/

BEKASI (PR)- Masyarakat Kampung Simpur RT 01/01 Desa Ciantra Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi tengah berbahagia. Pasalnya kini terdapat semburan air yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mandi.

Kebahagiaan yang dirasakan oleh masyarakat tersebut berbanding terbalik dengan sebelumnya. Lantaran masyarakat di kampung itu khawatir akan terjadi bencana alam yang akan merugikan serta membahayakan warga sekitar.

Rasa khawatir warga ini bermula saat adanya pengeboran sumur satelit di dekat Masjid Al Ikhlas. Masyarakat khawatir akan semburan dari air tanah yang cukup kencang.

Baca Juga: Pemkab Bekasi Lakukan Pemetaan Sungai-Sungai Penyebab Banjir

Namun nyatanya situasi yang dikhawatirkan itu tidak terjadi. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang percaya semburan tersebut adalah air mukjizat.

 “Iya sekarang pada senang, banyak yang kesini buat sekadar mandi,” kata Komdak (53), salah seorang pengurus masjid, Senin, 2 Desember 2019.

Sebelumnya, semburan air pertama kali terjadi pada Jumat, 29 November 2019, sekitar pukul 15.30. Ketika itu air tiba-tiba muncul dengan tekanan tinggi saat para pekerja tengah mengebor sumur.

Baca Juga: Bupati Bekasi Kecewa Keterlibatan Persikasi dalam Pengaturan Skor di Liga 3

“Waktu mau masukin pipa, itu dari bawah kayak ada dorongan gas ke atas, itu pipa 2 inchi itu loncat para pagwainya itu pada loncat pada kabur, lari. Langsung keluar air gede,” kata Permana (41), salah seorang warga.

Belum diketahui penyebab semburan tersebut. Namun, air yang menyembur itu memiliki rasa asin serta bersuhu hangat.

Semburan air terjadi tepat di samping masjid AL Ikhlas. Awalnya semburan air mencapai lebih dari sekitar 10 meter ke udara.

Baca Juga: Surat Edaran UMK Jawa Barat Tahun 2020 Dinilai Nyeleneh

Semburan air bahkan melewati menara pengeras suara yang dipasang pihak masjid. Namun, warga berinisiatif memasang memasang pipa besar untuk meredam semburan air.

Setelah sempat menggegerkan warga, semburan air pun kini malah diminati. 
Sejak akhir pekan lalu, sejumlah warga mulai berdatangan ke lokasi.

Awalnya mereka hanya ingin tahu namun lama kelamaan mereka mencoba mendekati air hingga akhirnya mandi beramai-ramai di bawah air.

Baca Juga: Ridwan Kamil Didesak Buruh Segera Tetapkan SK UMK Jawa Barat tahun 2020

“Awalnya mah pengen tahu doang, katanya ada air muncrat gitu. Pas datang sudah ada yang pada mandi gitu, ya sudah ikut aja,” kata Evi (27), warga lainnya.

Beberapa warga yang ikut mandi bahkan menganggap air asin dari semburan itu dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

“Katanya kalau gatal-gatal bisa sembuh, makanya ya coba saja siapa tahu sembuh,” ucapnya.

Baca Juga: Polisi Buru Pelaku Pembuangan Bayi Perempuan di Bekasi

Kondisi ini membuat lokasi semburan air seperti wahana wisata dadakan.

Selain warga, para pedagang makanan dan minuman serta mainan anaka-nak ikut berjualan di sekitar lokasi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun “PR”, proyek pengeboran sumur satelit itu dilakukan untuk para jemaah masjid berwudhu.

Sesuai dengan spanduk yang dipasang, proyek itu dikerjakan oleh CV Barat Jaya dengan biaya Rp 189.374.100 yang bersumber dari APBD Kabupaten Bekasi Tahun Anggaran 2019.

Baca Juga: Kejaksaan Kabupaten Bekasi Butuh Rumah Penyimpanan Benda Sitaan

Kepala Kepolisian Sektor Cikarang Selatan mengatakan, semburan air terjadi saat para pekerja selesai melakukan pengeboran dengan kedalaman 120 meter. Kemudian pekerja menyalakan mesin pompa untuk mengecek keberadaan air.

Namun, mesin pompa yang dinyalakan mati secara tiba-tiba. Kemudian, saat dilakukan pengecekan secara manual dengan membuka lubang sumur dari atas, air meluap dari lubang sumur dan menyembur dengan ketinggian hingga mencapai 10 meter.

“Kondisi ini telah dilaporkan ke Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Kabupaten Bekasi. Mereka (Dinas PUPR) juga telah datang ke lokasi untuk melakukan peninjauan, guna menindaklanjuti kejadian tersebut,” kata dia.***

Editor: Abdul Muhaemin

Tags

Terkini

Terpopuler