PIKIRAN RAKYAT – Akulturasi menjadi fondasi dari berbagai produk kesenian di Bekasi. Sebut saja wayang kulit bekasi, tanjidor, hingga topeng Bekasi.
Akan tetapi, kesenian terakhir memiliki keunikan tersendiri karena masuknya budaya Bali.
Topeng Bekasi merupakan kesenian yang mencampurkan antara seni musik, tari, hingga sandiwara.
Pada sisi sandiwara, topeng biasanya menyajikan cerita-cerita sederhana di masyarakat. Selain ”Si Jantuk”, topeng pun memiliki lakon semisal ”Kawin Muda” atau ”Si Pendekar”.
Budaya Betawi kental pada sisi sandiwara lantaran dialog menggunakan bahasa Betawi meski disisipkan bahasa Sunda berlogat Karawang.
Baca Juga: Cerita Kocak Topeng Bekasi Disangka Topeng Monyet, Nunggu yang Bayar Mahal Ora Datang-datang
Baca Juga: Topeng Bekasi dan Si Jantuk yang Melegenda karena Cerita Seputar Kehidupan Rumah Tangga
Budaya Betawi pun memberi pengaruh besar pada tarian yang ditampilkan yakni tari blantek.
Sementara itu, budaya Sunda kental pada susunan gamelan yang dimainkan.
Terdapat sedikitnya 5 alat musik tradisional yang biasa digunakan dalam topeng yakni kecrek, kenong tilu, gong, rebab, dan kendang.
Kendati susunannya mirip dengan gamelan Sunda, cara memainkannya terbilang kebih energik.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Singkat Julukan Bekasi sebagai Kota Patriot
Salah seorang seniman topeng, Sawal Jagur menyebut, energiknya ketukan itu karena terdapat serapan budaya Bali pada topeng.
”Memang kata para pendahulu, sejarah topeng Bekasi itu karena hubungan tiga orang, Sundanya Karawang, Betawinya Bekasi, sama Bali. Makanya topeng Bekasi itu lawakannya Bekasi, lagunya Sunda, iramanya Bali,” ucap dia.
Masuknya unsur Bali menjadi pembeda dari berbagai kesenian khas Bekasi lainnya. Biasanya, kesenian lain lebih banyak terbentuk dari gabungan kebudayaan Sunda, Betawi, dan Jawa.
Bukan cuma ketukan, namun bentuk topeng Bekasi pun selintas mirip topeng Bali.
Terdapat lekukan pada tulang pipi serta bentuk topeng yang terbilang lebih kecil atau hanya setengah dari ukuran wajah orang dewasa pada umumnya.
Dipengaruhi urbanisasi
Sementara itu, menurut sejarawan Bekasi, Ali Anwar, adanya unsur budaya Bali pada kesenian khas Bekasi sangat bisa terjadi.
Itu disebabkan karena Bekasi telah menjadi tujuan urbanisasi sejak lama.
”Sangat mungkin terjadi jika ada berbagai budaya masuk ke Bekasi, termasuk Bali. Ada pula kan kampung Banten, Makassar di sini,” ucapnya.
Akulturasi turut mengubah peradaban Bekasi hingga kini. Banyaknya warga pendatang dari berbagai latar belakang membuat Bekasi menjadi daerah yang kaya.
”Kekayaan itu tecermin dari kebudayaannya yang ada saat ini. Ketika wayang kulit ada di Bekasi, topeng juga di Bekasi dengan sisi Balinya,” ucapnya.***