Jenguk Mahasiswa UPB yang Kritis, Kapolres Bekasi: Kami Akan Tanggung Seluruh Biaya Perawatan

8 Oktober 2020, 10:54 WIB
Kapolres Bekasi bersama Dandim menjengung korban luka, Rabu (7/10). instagram @humaspolrestrobekasi. /

PR BEKASI- Kapolres Metro Bekasi Kombes Hendra Gunawan SIK dan Dandim 0509 Bekasi Letkol Anggoro menjenguk salah satu mahasiswa yang menjadi korban baku dorong dengan petugas keamanan saat aksi unjuk rasa di Jababeka Rabu, 7 Oktober 2020 kemarin. 

Sebanyak enam mahasiswa Universitas Pelita Bangsa dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis pasca bentrok demo tolak Omnibus Law  UU Cipta Kerja (Ciptaker) di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Instagram @humaspolrestrobekasi Hendra mengatakan, baku dorong terjadi karena mahasiswa memaksa masuk ke kawasan industri yang menjadi Objek Vital Nasional (OVN).

Baca Juga: Dithan Pihak Israel, Tahanan Asal Palestina Kritis Setelah Mogok Makan Selama 70 Hari

Menurutnya, kepolisian sudah persuasif agar mahasiswa tidak masuk namun terjadi aksi saling dorong dan bentrokan pukulan sehingga jatuh korban mahasiswa.

Dalam kunjungannya, Kapolres Metro Bekasi menyatakan akan mengganti rugi semua biaya rumah sakit para mahasiswa korban luka akibat Aksi penolakan UU Cipta Kerja.

“Seluruh biaya perawatan akan di tanggung saya sebagai Kapolres Metro Bekasi, dan yang harus jadi perhatian adalah dalam menyampaikan pendapat di muka umum jangan ada lagi provokasi sehingga menyebabkan kerugian materil ataupun luka, " kayanya.

Baca Juga: Satu Suara Sikapi UU Ciptaker, PBNU dan Muhammadiyah Ajak Masyarakat Lakukan Judical Review

Kapolres juga mengatakan bahwa beredar kabar mahasiswa yang menjadi korban dalam baku dorong sampai meninggal adalah tidak benar alias hoaks.

Enam mahasiswa dilarikan ke dua rumah sakit berbeda, karena tingkat kritis yang butuh penanganan berbeda. Tiga mahasiswa dilarikan ke RS Harapan Keluarga dan sisanya ke RS Karya Medika.

Humas Universitas Pelita Bangsa, Nining Yuningsih, membantah kabar media sosial yang menyebut satu mahasiswa UPB meninggal.

Baca Juga: Merasa Kesal, Cucu Bung Hatta Gambarkan Kinerja DPR dengan Emoji Kotoran

Para mahasiswa yang masuk rumah sakit, kata dia, didominasi luka pendarahan pada bagian kepala hingga pelipis.

Nining belum dapat mengonfirmasi soal luka akibat peluru karet, meski laporan dari mahasiswa yang ikut demo mengatakan demikian.

"Namun kabar mahasiswa kami meninggal dapat kami tegaskan bahwa itu tidak benar," ucap nining.

Baca Juga: Peneliti LIPI Yakin UU Cipta Kerja Mampu Membuat Pekerja Lebih Produktif Meski Upah Rendah

Polres Metro Bekasi akan menanggung semua biaya pengobatan mahasiswa yang menjadi korban Aksi penolakan UU Cipta Kerja.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler