PR BEKASI - Ketua Komisi Pemangku Kepentingan dan Konsultasi Publik (KP2) Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Effendi Gazali mengaku masih menjadi teman baik Edhy Prabowo meski mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu telah ditetapkan menjadi tersangka korupsi.
Hal itu dirinya sampaikan dalam acara 'Indonesia Lawyers Club' bertajuk 'OTT Suap Ekspor Lobster: KPK Masih Bergigi' pada Selasa malam, 1 Desember 2020.
Awalnya, Effendi Gazali mengapresiasi kejantanan Edhy Prabowo yang berani mengaku bahwa dirinya memang benar bersalah.
Baca Juga: Ratusan Akun Palsu Propagandakan Papua Barat Ditemukan di Belanda, Soroti Otonomi Khusus Papua
"OTT sudah dilakukan KPK yang makin bergigi, Pak Edhy Prabowo sudah dengan jantan menurut saya, mengakui bersalah," kata Effendi Gazali, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal Youtube Indonesia Lawyers Club, Rabu, 2 Desember 2020.
Menurutnya, selama ini sering kali terlihat jika seorang menteri terjerat kasus korupsi, maka teman-temannya akan menjauh, dan mengaku tidak kenal. Namun, dia bukanlah tipe orang yang seperti itu.
"Biasanya kalau ada menteri kena itu, semua orang langsung mengaku dia bukan teman menteri, dia jauh, gak kenal sama menteri. Saya gak," kata Effendi Gazali.
Dia lantas menegaskan bahwa meski Edhy Prabowo terjerat kasus korupsi dan dicap sebagai koruptor, tapi dia akan tetap mengakui bahwa Edhy Prabowo adalah teman baiknya.
Baca Juga: Tegaskan Revolusi Akhlak Bukan Pemberontakan, HRS Minta Setop Kegaduhan dan Kezaliman
"Saya tetap teman menteri. Saya tetap teman Edhy Prabowo. Saya tetap temannya Edhy Prabowo yang koruptor, eh tersangka ya. Saya tetap temannya Edhy Prabowo yang kena OTT," kata Effendi Gazali.
Dia pun tak keberatan jika publik mencap dirinya sebagai penasihat gagal. Karena memang kenyataannya, dia gagal memberi nasihat untuk Edhy Prabowo.
"Sama juga kalau disebut penasihat gagal. Ya kan kita berusaha menasihati sebaik mungkin, tapi gagal. Karena kita tidak punya akses ke staf khusus," ujar Effendi Gazali.
Meski demikian, Effendi Gazali menjelaskan bahwa segala cara sudah dia tempuh untuk dapat menjalankan tugasnya sebaik mungkin ketika menjadi penasihat Edhy Prabowo.
Baca Juga: Minta Maaf Atas Kerumunan Massa, HRS: Itu di Luar Keinginan, Tanpa Kesengajaan, Murni Antusias Umat
"Apakah kami sudah mencoba untuk mendiskusikan dengan Civil Society? Kami sudah datang ke ICW, sudah pernah kontak-kontakan dengan ICW. Maka kalau disebut penasihat ahli gagal, ya memang gagal," kata Effendi Gazali.
Namun, meski mengaku gagal, Effendi Gazali menegaskan bahwa hingga saat ini dia masih tetap bekerja sebagai penasihat ahli.
"Sekarang saya masih tetap penasihat ahli dan karena itu saya menyebut saya penasihat ahli yang gagal. Kalau nanti tidak boleh jadi penasehat ahli di mana pun lagi, saya juga mau terima," ujar Effendi Gazali.
Yang menarik, pengakuan Effendi Gazali itu mendapat respons dari moderator acara, Karni Ilyas.
Baca Juga: Dewi Tanjung Bagikan Dokumen Hasil Tes Swab Habib Rizieq, Warganet Pertanyakan Kebenarannya
Karni Ilyas lantas membandingkan sikap Effendi Gazali dengan Ali Mochtar Ngabalin ketika keduanya mengaku sebagai teman Edhy Prabowo.
"Tapi Anda kurang dekat. Ngabalin sampai menangis. Anda gak nangis," kata Karni Ilyas.
Tak disangka, komentar Karni Ilyas itu pun disambut gelak tawa dari para pembicara lain.
Diketahui, Ali Mochtar Ngabalin merupakan Pembina KP2 KKP sekaligus Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP).
Baca Juga: Reuni 212 Batal Digelar di Monas, Ustaz Felix Siauw Ungkap Kenangan: Biasanya Kita Padati Monas
Ali Mochtar Ngabalin juga ikut dalam rombongan Edhy Prabowo saat kunjungan kerja ke Amerika Serikat untuk mendatangi Oceanic Institute of Hawaii Pacific University.***