PR BEKASI - Kader Partai Demokrat, Yan Harahap mengunggah foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedang berdampingan dengan seorang koruptor sekaligus mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara di media sosial Twitter-nya.
Dalam unggahan fotonya tersebut, Yan Harahap menyebut bahwa Jokowi sebagai orang baik akan berteman juga dengan 'orang baik' yakni koruptor Juliari.
"‘Orang baik’ berteman dgn ‘orang baik’," tulis Yan Harahap dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, Rabu, 17 Februari 2021.
Tanda kutip pertama yang digunakan Yan Harahap diduga bertujuan untuk menyindir koruptor Juliari yang menggarong dana bantuan sosial bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
Baca Juga: Taliban Minta Bantuan Rusia untuk Lawan ISIS, Husin Shihab: Vladimir Percaya? Emangnya JK?
Baca Juga: Sindir Jokowi, Haikal Hassan: Selama Pemerintahan SBY, UU ITE Gak Ada Masalah
Sementara tanda kutip kedua juga tidak lain dan tidak bukan diduga bertujuan untuk menyindir Jokowi.
Unggahan Yan Harahap tersebut lantas mendapat berbagai macam respons dari para warganet Indonesia.
Salah seorang netizen mengaku heran mengapa di sekeliling Jokowi terdapat banyak maling.
Baca Juga: Pemukiman Tertimbun Longsor, 101 Warga Dilaporkan Masih Mengungsi di SD Negeri 3 Ngetos Jatim
"Di sekelilingnya ko banyak maling," tulis akun Twitter @Sulthan36350528.
Warganet lain juga menyebut Juliari sebagai maling yang menghebohkan jagat raya Indonesia karena merampok jatah kaum-kaum yang membutuhkan.
"Ternyata eh ternyata baju merah maling yang menghebohkan jagat raya karena yang diembat jatah wong colok dan jatah difabel, ngaku dari wong cilik untuk wong cilik, bah!," tulis @budtsl.
Baca Juga: Cek Fakta: Dinas Koperasi UKM Jawa Timur Dikabarkan Beri Dana Hibah Rp100 Juta, Ini Faktanya
Sebelum menjabat sebagai menteri, Juliari merupakan sosok pengusaha yang kemudian memutuskan terjun ke dunia politik bergabung dengan PDIP.
Juliari memiliki latar belakang pendidikan yang cukup mumpuni di bidangnya. Lika-liku perjuangan dirinya untuk menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Maju sebenarnya juga tak mudah.
Kelahiran Jakarta, 22 Juli 1972 itu menempuh pendidikan tinggi di Riverside City College, California, Amerika Serikat sejak tahun 1991.
Baca Juga: Rachland Nashidik Minta Gedung Kemensos Diubah Jadi Museum Usia Rezim Berganti
Pada tahun 1985, ia melanjutkan kembali pendidikannya di kota yang sama namun dengan kampus berbeda yakni Chapman University.
Ia berhasil menempuh pendidikan dengan jurusan Business Administration with minor in Finance pada tahun 1997.
Usai menjadi alumnus Chapman University, Juliari memilih untuk kembali dan bekerja di dalam negeri. Hal tersebut lantaran dirinya memang dipersiapkan untuk meneruskan bisnis keluarga.
Baca Juga: Ungkap Pemberian Nama Anak Pertama, Fiersa Besari: Cap Cip Cup Aja yang Ada di KBBI
Bahkan pada saat itu Juliari hanya digaji sebesar Rp1 juta per bulan, kendati begitu dirinya tetap bekerja karena merasa harus terus memperjuangkan bisnis keluarga.
Bicara soal korupsi di Tanah Air, nampaknya perbincangan soal kasus korupsi di Era Jokowi mendapat sorotan dari mantan Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul.
Menurutnya, di era sebelum Jokowi pun banyak yang melakukan tindak pidana korupsi, hanya saja kebetulan tidak tertangkap.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Cuitan Fadjroel Rachman Umpat Rakyat Kecil, Simak Faktanya
“Di era sebelum bapak Joko Widodo Presiden RI banyak banget yang korupsi tapi tidak banyak yang ketangkap & diproses hukum," kata Ruhut Sitompul.
Tak hanya itu, Ruhut Sitompul justru menyebut bahwa di era Jokowi saat ini, kasus korupsi tidak sebanyak dahulu.
“Di era sekarang sedikit yang korupsi & pada ketangkap diproses hukum jadi kelihatan banyak apalagi sekarang ada KPK yang Lahir di era Ibu Megawati Presiden RI MERDEKA,” tambahnya.***