Sindir Moeldoko yang Kudeta AHY, Willem Wandik: 'Abdi Dalem Istana' Deklarasikan Dirinya Jadi Raja Palsu

13 Maret 2021, 18:00 WIB
Politikus Partai Demokrat, Willem Wandik sebut KLB di Deli Serdang sebagai kudeta keblinger 'Abdi Dalem Istana'. /demokrat.or.id/

PR BEKASI - Politikus Partai Demokrat Willem Wandik menyebut bahwa Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatra Utara adalah kudeta yang keblinger.

Willem Wandik mengatakan bahwa kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diinisiasi kelompok Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dengan memanfaatkan segelintir 'mantan orang dalam' seperti Jhoni Allen Marbun, Marzuki Alie, dan M Nazaruddin.

"Justru di pertengahan jalan, gerakan tersebut bocor dengan sendirinya. Hal ini disebabkan laporan Ketua-ketua DPD dan DPC daerah, yang juga Anggota DPRD aktif di sejumlah provinsi dan kabupaten/kota. Mereka seluruhnya 'loyal' terhadap garis komando AHY dan SBY," kata Willem Wandik, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs resmi Partai Demokrat, Sabtu, 13 Maret 2021.

Baca Juga: Berharap Aurel-Azriel Hormati Suaminya, Krisdayanti: Om Raul Itu Kan Orang Tua Juga, Jadi Harus Respect

Baca Juga: Rumah Tangga Bermasalah Sampai Datangi Konsuler Pernikahan, Melaney Ricardo: Saya Hidup Tanpa Tyson Juga Bisa

Baca Juga: Arsy Bingung karena Aurel Lahir Sebelum Anang-Ashanty Nikah: Bunda Kenapa Punya Anak Duluan Baru Nikah?

Menurutnya, sebagai respons atas bocoran gerakan kudeta yang diinformasikan pengurus partai di daerah tersebut, AHY secara sigap mengambil langkah-langkah pencegahan sejak 1 Februari 2020 lalu.

"Upaya kudeta itu kepalang basah, dan terekspos ke publik melalui konferensi pers Ketum AHY secara resmi di hadapan media dan publik nasional," kata Willem Wandik.

Menurutnya, selain menggelar konferensi pers, AHY juga menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai bentuk penghormatan sekaligus meminta klarifikasi atas upaya anak buah Presiden atau 'Abdi Dalem Istana', yang dilaporkan terlibat dalam upaya kudeta di Partai Demokrat.

Baca Juga: Nazaruddin Bagi-bagi Uang ke Peserta KLB, Taufik Rendusara: Harus Ada Tindak Lanjut KPK, Sumbernya dari Mana?

"Upaya lugas dari Ketum AHY itu, sontak mengejutkan pihak Moeldoko cs, tapi dengan gestur yang agak malu-malu (malu tapi mau), dia justru menanggapi konferensi pers resmi Ketum AHY dengan menyampaikan statement klarifikasi ke media yang menolak keterlibatan dirinya dalam upaya kudeta," tuturnya.

"Pada akhirnya, semua ucapan itu hanyalah 'kebohongan' yang memalukan," ujar Willem Wandik.

Willem Wandik menuturkan, adanya dorongan syahwat dan ambisi yang begitu besar untuk menjadi orang nomor satu di partai, membuat Moeldoko tak bisa melewatkan kesempatan untuk mengudeta Partai Demokrat.

Baca Juga: Miliki Rating Tertinggi Berdasarkan Survei LSI, Pengamat Sebut Prabowo Subianto Bakal Unggul di Pilpres 2024

"Apalagi punya 'aji mumpung' masih mendapatkan 'backing' dari nama besar dan pengaruh sebagai orang dekat di lingkaran istana (Abdi Dalem Istana). Karenanya KSP Moeldoko confirm untuk tetap melanjutkan rencana kudetanya," kata Willem Wandik.

"Dia seperti meyakini bahwa pihak istana dan kolega politik di pemerintah, termasuk otoritas yang memegang kendali 'pengesahan Parpol sebagai badan hukum' di Kemenkumham dapat mereka kendalikan," sambungnya.

Menurutnya, sebagai pejabat teras di lingkaran Istana, Moeldoko merasa kekuatan embel-embel 'Abdi Dalem Istana' dapat digunakan untuk menekan dan menakut-nakuti para kader Partai Demokrat untuk membelot dan menyingkirkan AHY.

Baca Juga: Demokrat Versi KLB Laporkan Andi Mallarangeng ke Polisi, Razman Arif: Mudah-mudahan Ini Bisa Diproses

"Mereka menilai AHY akan mudah untuk disingkirkan, karena pengaruh kekuasaan hari ini sangat kuat mengendalikan simpul-simpul kekuasaan politik di Jakarta (belajar dari preseden kisruh Golkar dan PPP dimasa lalu)," ujar Willem Wandik.

Namun menurutnya, Moeldoko dan kawan-kawannya sudah keliru. Karena faktanya, loyalitas Ketua-ketua DPD dan DPC diseluruh Indonesia tidak bisa dibeli oleh tawaran-tawaran pragmatisme.

Seperti, bujuk rayu maupun janji-janji sejumlah uang yang cukup besar, serta jaminan nama penting di lingkaran istana yang di komandoi oleh Moeldoko.

Baca Juga: Tak Heran Lagu Aurel Sering Trending, Krisdayanti: Follower Banyak, Cuma Satu Bulan Kemudian Hilang

"Pada faktanya juga, Ketum AHY masih berdiri kokoh dan tidak tergoyahkan. Justru kudeta 'Abdi Dalem Istana' yang keblinger itu, secara perlahan berubah menjadi 'dagelan' dan bagai cerita fiksi di negeri dongeng," tuturnya.

"Seperti kisah 'hulu balang istana, mendeklarasikan dirinya menjadi raja palsu yang ditolak oleh rakyat karena tidak mengenal asal usulnya'," ujar Willem Wandik.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: demokrat.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler