Kaitkan Isu Terorisme dengan Peran Pemerintah ke Rakyatnya, Neno Warisman: Pola Asuh yang Sangat Buruk

5 April 2021, 19:28 WIB
Neno Warisman mengomentari pemanfaatan wakaf yang baru saja diluncurkan pemerintah. /Tangkapan layar YouTube Neno Warisman Channel.

PR BEKASI - Kasus terorisme di Indonesia menjadi sorotan dari waktu ke waktu, terlebih ketika belakangan dua kasus serangan terjadi.

Neno Warisman pun turut menanggapi potensi munculnya permasalahan tersebut, dengan mengaitkan seperti tanaman maka isu tersebut adalah tanaman yang beracun.

Neno Warisman menambahkan, jika ikut menyiramkan tanaman tersebut maka sama saja dengan ikut membesarkan tanaman beracun itu.

"Itulah pembicaraan kalau kita tidak mampu untuk mengantisipasi, paling nggak kita tidak ikut makan tanaman beracun itu atau kita terkena durinya," ucap Neno Warisman dalam pandangannya.

Baca Juga: Goyangan Istri Ustaz Solmed di TikTok Tuai Kontroversi, Ustaz Abduh: Godaan Wanita Itu Begitu Dahsyat

Baca Juga: Sebut Polisi Siber Sesuatu yang Lebay, Roy Suryo: Akun yang Memihak Rezim Cepat Banget Dapat Centang Biru 

"Pembicaraan terorisme ini menurut hemat saya, bukan tanaman kita," sambungnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Cyber TV pada Senin, 5 April 2021.

Dia pun menyampaikan, dalam perannya sebagai publik figur yang memahami seluk-beluk mengenai pola pengasuhan anak, dia tidak pernah menemui satupun keluarga yang mengajarkan kepada anaknya tentang sikap-sikap teror.

Maka dari itu, dia mempertanyakan pelaku teroris itu tanaman siapa.

"Kalau tanaman itu sekarang kelihatan keluar dari humus tanah, dia membesar, kemudian ada siapa?" ujar Neno Warisman.

Dikatakannya bahwa ada peniup seruling yang membuat tanaman tersebut menjadi melenggak-lenggok, yang pada akhirnya menjadi sihir.

Baca Juga: Kupang Gelap Gulita bak Kota Mati Usia Disapu Siklon Tropis Seroja 

Baca Juga: Sentil Pihak yang Bandingkan Jokowi di Nikahan Atta-Aurel dengan Kasus HRS, Teddy Gusnaidi: Sakit Jiwa Itu!

Setelah itu, semua orang yang terkena sihir mengikuti tarian tersebut.

"Inilah terorisme itu adalah tarian sihir yang kita enggak boleh ikut kena sihirnya, tentu saja," ucapnya.

Diakui olehnya, kalau dia senang membicarakan isu terorisme tersebut apabila sudah sama-sama mengantisipasi, bahwa isu tersebut mengeluarkan aroma sihir.

Dia mengutarakan, siapa pun yang memandang tanaman tersebut akan tersihir dan akan ada yang mengeluarkan pernyataan yang membenarkan hal ini dan barang bukti yang muncul.

Neno Warisman menyatakan dunia ramai dan semuanya akhirnya terkena sihir.

Lebih lanjut, dikatakannya, jika saja pemerintah melihat kepada rumah-rumah keluarga kecil, maka akan ada orang tua dan anak.

Baca Juga: Vaksinasi Atlet PON XX Papua Wakil Jabar, Ridwan Kamil: Komitmen Kami Maksimalkan Persiapan Terbaik 

Dia mengibaratkan pemerintah sebagai orang tua, sebagai ayah, dan rakyat merupakan anaknya.

"Sekarang kita rindu pemerintah yang nanya. Mau bikin ini nggak nanya, mau impor nggak nanya sama petani," jelasnya, yang menceritakan kisah Nabi Ibrahim ketika mendapat mimpi untuk menyembelih Nabi Ismail, dan Ibrahim pun menanyakan perihal mimpi tersebut kepada Ismail yang baru 10 tahun.

Terkait dengan itu, Neno Warisman menyebutnya sebagai kejahatan dan sumber kejahatan adalah perilaku pada pola asuhan.

Dia menyebutkan bahwa pola pengasuhan dibagi menjadi beberapa dan yang pertama adalah pola pengasuhan otoriter.

"Satu pengasuhan namanya otoriter, dia hanya akan menghasilkan kriminal. Kedua pengasuhan yang permisif, di sini maksudnya inkonsisten. Itu adalah pengasuhan yang sangat buruk," ucap Neno Warisman.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: YouTube CyberTV Indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler