Pejabat PT PELNI yang Terkait Kajian Ramadhan Dicopot, Fadli Zon: Ini Akibat BUMN Diisi Relawan Pilpres

10 April 2021, 19:24 WIB
Fadli Zon menilai, pemecatan pejabat PT PELNI karena dinilai terlibat radikalisme adalah akibat BUMN diisi orang-orang tidak profesional. /Instagram.com/@fadlizon

PR BEKASI - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon memberikan tanggapan terkait dibatalkannya kajian Ramadhan oleh PT PELNI karena dinilai radikal.

Fadli Zon menilai, ada pihak-pihak yang telah terpapar Islamophobia karena miskin pemahaman Islam hingga akhirnya dengan sangat mudah mencap sesuatu radikal.

"Ada yang terpapar Islamophobia karena miskin pemahaman Islam dan literasi sejarah peradaban Islam. Akhirnya dengan mudah bikin stempel 'radikal-radikul'," kata Fadli Zon, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @fadlizon, Sabtu, 10 April 2021.

Baca Juga: PT PELNI Batalkan Kajian Ramadhan karena Dinilai Radikal, MUI: Sangat Melukai Perasaan Umat Islam

Fadli Zon juga merasa miris karena para pejabat yang terkait dengan kepanitiaan kajian Ramadhan tersebut dicopot dari jabatannya karena dinilai telah terlibat radikalisme.

Fadli Zon menilai, hal itu terjadi akibat BUMN diisi orang-orang yang tidak profesional atau sekadar balas jasa sebagai relawan atau pendukung Pilpres.

"Ini salah satu akibat kalau BUMN diisi orang-orang tidak profesional atau sekadar balas jasa sebagai relawan/pendukung Pilpres. Parasit," ujar Fadli Zon.

Baca Juga: PT PELNI Batalkan Kajian Ramadhan karena Isu Radikalisme, Anwar Abbas Tak Terima: Apa Bukti Mereka Radikal?

Sebelumnya, Komisaris Independen PT PELNI, Kristia Budhyarto alias Kang Dede mengumumkan bahwa kajian Ramadhan di lingkungan PT PELNI dibatalkan karena kegiatan tersebut tidak memiliki izin dari Direksi.

"Sehubungan flyer info penceramah dalam kegiatan Ramadhan di lingkungan PT @pelni162
dari Badan Dakwah Pelni yang sudah beredar luas perlu saya sampaikan bahwa, panitia menyebarkan info terkait pembicara Ramadhan belum ada ijin dari Direksi. Oleh sebab itu, kegiatan tersebut dibatalkan," kata Kristia Budhyarto melalui akun Twitter @kangdede78, Kamis, 8 April 2021.

Baca Juga: Tak Pernah Anggap Hotma Sitompul Saingan atau Musuh, Hotman Paris: Bidang Bisnis Kami Beda, Jadi Beda Arena

Selain dibatalkan, Kristia Budhyarto juga mengumumkan bahwa para pejabat yang terkait dengan kepanitiaan kajian Ramadhan tersebut dicopot dari jabatannya, karena dinilai telah terlibat radikalisme.

"Selain itu pejabat yang terkait dengan kepanitiaan acara tersebut telah dicopot," kata Kristia Budhyarto

Oleh karena itu, Kristia Budhyarto mengingatkan seluruh perusahaan BUMN agar jangan segan memecat pegawainya yang terlibat radikalisme.

"Ini pelajaran sekaligus warning kepada seluruh BUMN, jangan segan-segan mencopot atau pun memecat pegawainya yang terlibat radikalisme. Jangan beri ruang sedikit pun, berangus," tutur Kristia Budhyarto.

Baca Juga: Atta Halilintar Ingin Punya 15 Anak dari Aurel Hermansyah, Krisdayanti: Ngarang, Itu Pinggang Bisa Patah

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina MUI Muhyiddin Junaidi sangat menyayangkan keputusan PT PELNI tersebut karena telah sangat melukai umat Islam.

"Kalau saya melihat, kebijakan Direksi PT PELNI ini sangat kontraproduktif, tendensius, dan cuma melukai perasaan umat Islam," kata Muhyiddin Junaidi.

Muhyiddin Junaidi lantas menegaskan bahwa penceramah dalam kajian Ramadhan di lingkungan PT PELNI merupakan orang-orang baik, yang latar belakangnya jelas.

"Menurut pandangan MUI, kawan-kawan yang nama mereka ada dalam flyer tersebut, mereka semua orang-orang baik dan kita sudah tahu betul latar belang mereka. Apalagi satu di antara mereka adalah Ketua MUI yang membidangi masalah dakwah," tutur Muhyiddin Junaidi.***

Editor: Rika Fitrisa

Tags

Terkini

Terpopuler