Berhasil Tangkap Munarman, Mabes Polri Banjir Karangan Bunga, Arief Munandar: Judulnya FPI Itu Memang Teroris

29 April 2021, 19:24 WIB
Sosiolog Arief Munandar angkat suara usai Mabes Polri dibanjiri karangan bunga karena berhasil tangkap Munarman. /

PR BEKASI - Usai penangkapan Munarman, Polri mendapat dukungan dan apresiasi dari sejumlah pihak. 

Hal itu dibuktikan dengan cara unik, yakni dengan mengirimkan karangan bunga sebagai bentuk pujian dari masyarakat kepada Polri yang telah menangkap Munarman.

Karangan bunga berjejer di luar Gedung Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Karangan bunga berdatangan sejak Rabu, 28 April 2021.

Baca Juga: Salah Satu Petinggi KAMI Divonis 10 Bulan Penjara, Gde Siriana: Allahuakbar, Sikapi sebagai Kemenangan Awal

Menanggapi hal tersebut, Sosiolog, Arief Munandar menyebut bahwa fenomena ini serupa dengan partitur dari orkestra yang sedang dimainkan dengan judul lagu, "FPI memang teroris".

"Buat gua ini fenomena menarik ya, jadi kalau kita lihat secara selintas nampaknya memang ada semacam partitur dari orkestra yang sedang dimainkan," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakrayat-Bekasi.com dari kanal YouTube Bang Arief, Kamis, 29 April 2021.

"Jadi ada partitur, orkestranya lagi main. Kalau orkestra tuh harus ada dirigen supaya pemain musik dengan alat musiknya masing-masing itu bermain secara harmonis. Lagunya satu partiturnya juga satu, apa judul lagunya?," sambungnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Disebut Pengiriman Pasukan TNI secara Masif Pasca Insiden Kabinda Papua, Ini Faktanya

Arief Munandar mengatakan bahwa judul lagunya adalah, "FPI memang teroris". Karena saat ini kesan semacam itu sedang dibangun dengan gencar oleh penegak hukum.

"Judul lagunya adalah FPI memang teroris. Jadi diupayakan untuk membangun dengan kuat kesan tersebut kalau gua lihat," ungkapnya. 

Arief setengah percaya jika karangan bunga ini adalah kiriman dari masyarakat, karena setiap ada kasus yang berkaitan dengan FPI, tempat-tempat penegakan hukum selalu dibanjiri dengan karangan bunga.

Baca Juga: Geram Anies Malah Sibuk Safari Politik, William PSI: Masih Banyak Masalah Menumpuk di Jakarta Pak!

"Jadi ini tuh kayaknya matching banget, rapih banget, ada satu peristiwa kemudian Munarman ditangkap, kemudian ada karangan bunga," ujarnya.

Lebih lanjut, jika kembali ke satu tahun yang lalu, kata Arief, soal kirim-mengirim karangan bunga ke instansi penegak hukum ternyata bukan baru kali ini saja.

Tahun lalu misalnya, sambung Arief, saat ribut-ribut para prajurit TNI dari Kodam Jaya menurunkan baliho FPI dan Habib Rizieq Shihab itu kan ramai.

Baca Juga: Gagal Bawa Pulang Kedua Anaknya, Tangis Tsania Marwa Pecah: Mereka Takut Diculik dan Diambil Paksa

"Wajar aja rame karena orang kaget, ini kenapa penurunan baliho yang mestinya urusan Satpol PP itu kemudian diambil alih oleh pihak TNI," tuturnya.

Namanya baliho, tegas Arief, itu diturunkan kalau melanggar aturan, seperti tidak membayar retribusi, di pasang di tempat-tempat yang tidak semestinya. Tapi itupun adalah tugas Satpol PP.

Kalaupun Satpol PP kewalahan, bukan TNI yang membantunya, tetapi dari pihak kepolisian.

Baca Juga: Gagal Bawa Pulang Kedua Anaknya, Tangis Tsania Marwa Pecah: Mereka Takut Diculik dan Diambil Paksa

"Tapi ini prajurit-prajurit terlatih loh bro yang menurunkan, ini sempat terjadi kehebohan lah ya, orang gempar juga ini kenapa prajurit perang lawan baliho," ungkapnya.

"Dan setelah kejadian itu maka markas Kodam Jaya juga dipenuhi dengan karangan bunga. Ucapan selamat, dukungan, dan segala macam atas tindakan tegas terhadap ormas radikal, jadi tone-nya tuh sama gitu ya," sambungnya.

Hal serupa juga terjadi setelah tewasnya enam laskar FPI. Usai Kapolda mengumumkan kejadian tersebut, sontak Polda Metro Jaya dibanjiri karangan bunga.

Baca Juga: Doakan Buzzer dan Pendengki Anies Baswedan Taubat, Musni Umar: Tidak Ada Baiknya

"Polda Metro Jaya itu dibanjiri dengan karangan bunga. Tone-nya sama, ucapan selamat, dukungan, dan ucapan terimakasih, kira-kira seperti itulah," tuturnya.

Lagi-lagi, kata Arief, kaitannya dengan ormas radikal karena waktu itu belum muncul narasi teroris.

Jadi itulah fenomenanya, sambung Arief, yang membuat dirinya bertanya-tanya. Karena, menurutnya sesuatu yang terlampau rapi dan runtut justru menambah rasa penasaran masyarakat soal siapa yang mengirimkan bunga tersebut.

Baca Juga: Ustaz Penyebar Hoaks Babi Ngepet Terancam Dipenjara 3 Tahun, Polisi: Dia Ingin Terkenal di Kampungnya

"Akhirnya membuat kita bertanya-tanya, ini apakah kemudian kelompok-kelompok masyarakat melakukan itu secara sukarela atau memang ini ada dirigen tadi nih?" tanya Arief.

"Kalau ada dirigen berarti ada penulis partitur, kalau dalam wayang itu ada dalang. Apakah ada kekuatan di belakang itu yang kemudian merancang ini semua dan mengeksekusinya sehingga terjadi," sambung Arief.

Baca Juga: Babi Ngepet di Depok Ternyata Bohongan, Penyebar Hoaks Ustaz Adam Ibrahim Terancam Dipenjara 3 Tahun

Namun apapun dan siapapun otak dibalik semua ini, Arief Munandar menegaskan bahwa saat ini masyarakat telah melihat satu upaya untuk membangun sebuah frame besar siapa FPI, Habib Rizieq Shihab, enam laskar FPI yang tewas, dan Munarman.

"Itu dibangun dalam satu kesatuan gambar yang utuh, untuk menciptakan sebuah kesan yang mereka inginkan," tutup Arief Munandar.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler