Jakarta Kota Terbaik, Refly Harun: Tidak Perlu Bandingkan Anies Baswedan dengan Jokowi dan Ahok

1 November 2020, 20:31 WIB
Potret Refly Harun, ahli hukum tata negara. /YouTube Refly Harun

PR BEKASI - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun, turut memberi tanggapan terkait penghargaan yang diraih oleh DKI Jakarta sebagai kota terbaik di dunia dalam Sustainable Transport Award (STA) 2021, atas program integrasi antarmoda transportasi publik yang terus dikembangkan.

Menurut Refly Harun, penghargaan tersebut patut untuk disyukuri.

"Ya kita patut bersyukur bahwa ada penghargaan seperti itu. Tapi, penghargaan itu biasanya comparable dibandingkan dengan kota-kota crowded lainnya di dunia dan incomprehension Jakarta terpilih sebagai yang terbaik. Tapi bukan berarti yang terbaik itu selalu absolut," tutur Refly Harun, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Refly Harun, Minggu, 1 November 2020.

Menurutnya, meski Jakarta telah menerima penghargaan tersebut, tapi tidak lantas membuat keberadaan TransJakarta menjadi alat transportasi alternatif yang membuat jalan-jalan di Jakarta menjadi lancar dan bebas kemacetan.

Baca Juga: Bansos Tahun 2021 Tidak Masif, Menteri Sosial Juliari Batubara: Dikurangi Sedikit 

"Malah kadang-kadang kalau saya berjalan di Jakarta ini terasa rumit sekali transportasinya," ujar Refly Harun.

Dirinya pun berpendapat bahwa pandemi Covid-19 saat ini membawa berkah tersendiri, salah satunya mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta.

"Memang masih ada kemacetan, tapi tidak seburuk saat sebelum ada Covid-19. Tapi bukan berarti saya mengharapkan Covid-19 terus-menerus ada," kata Refly Harun.

Menurutnya, salah satu permasalahan di Jakarta adalah terkait jumlah kendaraan dan bagaimana caranya membuat warga Jakarta beralih dari moda kendaraan pribadi ke moda transportasi umum.

Baca Juga: UU Cipta Kerja Permudah Pengusaha Bangun Usaha di Laut Lewat Perizinan Satu Pintu 

Apalagi, kedua masalah tersebut biasanya dipengaruhi oleh tingkat kenyamanan dan keamanan saat berkendara.

"Walaupun bermacet ria, kadang-kadang orang lebih nyaman kalau ada di mobil sendiri. Tapi kalau menggunakan moda transportasi umum biasanya dikaitkan dengan problem lingkungan. Ya kalau kita naik kendaraan umum, siap-siaplah belum bisa kayak negara lain," kata Refly Harun.

Sementara itu, terkait keberadaan MRT di Jakarta, menurut Refly Harun, hal tersebut sudah cukup bagus, tapi masih ada beberapa keterbatasan.

"MRT sudah sangat lumayan. Tapi persoalannya sekali lagi, apakah dia punya akses ke mana-mana. Padahal MRT di luar negeri juga enak betul, tapi di Jakarta MRT masih terbatas, hanya dari pusat kota di Thamrin sampai Lebak Bulus," kata Refly Harun.

Baca Juga: Sering Pamerkan Alat Kelamin dan Rancap dari Motor, Lelaki Ini Buat Resah Warga 

Menurutnya, persoalan di Jakarta sebagai kota yang macet dan lingkungan yang kotor, belum bisa teratasi seluruhnya.

Refly Harun pun menyebut ada dua pihak yang harus dimintai partisipasi dan tanggung jawab.

"Di satu sisi adalah Pemprov DKI Jakarta, terutama Gubernur Anies Baswedan. Yang kedua, tentu saja warga yang tinggal Jakarta," ujar Refly Harun.

Menurutnya, kedua pihak tersebut harus saling bekerja sama agar membuat kota Jakarta lebih nyaman dan terbebas dari kemacetan.

Baca Juga: Cek Fakta: Rocky Gerung Dikabarkan Ditangkap Polisi Karena Menuduh Istana Tak Mampu Tandingi LSM 

"Jadi, perhargaan ini patut kita syukuri, tapi harus menjadi pelecut dan pemicu untuk lebih baik lagi. Dan tidak perlu juga dibandingkan ataupun disandingkan dengan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, dengan Ahok, Jokowi, atau Sutiyoso," kata Refly Harun.

Karena memang menurutnya, dalam sistem pemerintahan harus ada keberlanjutan program dari satu era ke era lainnya.

"Jadi yang benar adalah yang baik dipertahankan, yang tidak baik diperbaiki. Jadi tidak perlu pendukung saling ledek bahwa masa pemerintahan Ahok lebih baik dari masa pemerintah Anies Baswedan," kata Refly Harun.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler