Dalam pengakuannya, ia menyatakan keprihatinannya atas situasi saat ini yang dilihatnya seperti ada sikap saling curiga. Hal itu menurutnya terlihat ketika ditemukan ulama yang menyuarakan dukungan kepada pemerintah, justru dianggap sebagai antek pemerintah.
Hal - hal tersebut menurutnya menjadi gambaran seolah semua langkah yang diambil pemerintah menjadi dicurigai.
Karena itu, ia mengajak untuk semua pihak dapat berhenti bersikap saling curiga dan diharapkan saling merangkul.
Baca Juga: Alhamdulillah, Jokowi Gratiskan Vaksin Covid-19 untuk Masyarakat Tanpa Terkecuali
"Mari kita berhenti saling mencurigai, sudah saatnya untuk kita saling merangkul antarsesama anak bangsa. Misalnya kemarin seperti kasus yang akhir-akhir ini, pemerintah sebaiknya menemuinya atau bahkan merangkulnya, jangan malah dihadap-hadapkan dengan aparat," ujarnya.
Sementara dikatakan Achmad Mubarok, jika ada suatu isu terkait dengan agama, ia meminta pemerintah agar dapat mengadakan pertemuan dengan tokoh alim ulama yang selama ini dianggap netral oleh masyarakat untuk membantu meluruskan persoalan yang ada.
Sebagai contoh khilafah yang menurutnya adalah utopis, sebab itu tidak mungkin terjadi karena negara ini mayoritas menolaknya. Menurutnya hal itu muncul karena ada pihak asing yang bertujuan untuk mengadu domba masyarakat saja.
"Maka pemerintah sebaiknya adakan saja pertemuan para alim ulama, minta tolong saja kepada ulama terkenal seperti Habib Lutfi karena dia dianggap netral oleh semua pihak," kata anggota MPR RI periode 1999-2004 tersebut.
Baca Juga: Menanti Janji Jokowi Jadi yang Pertama Disuntik Vaksin, Aa Gym: Jika Sudah Halal, Aa Juga Bersedia
Dalam pesannya ia menyampaikan, seharusnya umara (pemimpin) dan ulama dapat saling bekerja sama dan berjalan secara beriringan.