‘Tampar’ Mahfud MD terkait Kerumunan dan Aksi Massa, Ketua Progres 98: Jangan Cuma Sibuk Main Medsos

- 19 Desember 2020, 08:35 WIB
Faizal Assegaf (kanan) lempar kritik pedas terhadap Menko Polhukam Mahfud MD (kiri).
Faizal Assegaf (kanan) lempar kritik pedas terhadap Menko Polhukam Mahfud MD (kiri). /Foto kolase dari Youtube Sekretariat Presiden dan Twiiter @faizalassegaf

PR BEKASI – Ketua Progres 98 Faizal Assegaf turut menyoroti situasi yang terjadi akhir-akhir ini di Republik Indonesia. 

Diketahui pada Jumat, 18 Desember 2020 telah terjadi aksi 1812 yang menuntut dibebaskannya Imam Besar Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. 

Aksi tersebut terjadi disekitar Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta. 

Baca Juga: Petinggi KAMI Laporkan Jenderal Sigit Prabowo, Refly Harun: Semoga Ini Bisa Mengubah Perilaku Aparat

Namun aksi tersebut diketahui tidak mengantongi izin dari pihak kepolisian mengingat situasi pandemi Covid-19 dan hal lainnya. 

Menanggapi aksi massa tersebut, Faizal Assegaf meminta Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD untuk proaktif membantu publik dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meredam aksi massa yang kian membesar. 

“Menko Polhukam @mohmahfudmd mesti proaktif utk membantu publik & presiden @jokowi menghentikan aksi masa yang kian membesar,” kata Faizal Assegaf dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @faizalassegaf pada Jumat, 18 Desember 2020

Baca Juga: Warga Wuhan Sambut Baik Rencana WHO yang Akan Lakukan Investigasi ke China 2021 Mendatang

Bahkan Faizal Assegaf melemparkan kritik pedas terhadap Mahfud MD. Menurutnya Mahfud MD jangan sibuk main media sosial tapi harus turun ke lapangan menemui elemen-elemen Islam.  

“Jgn cuma sibuk main dimedsos tanpa kerja nyata turun menemui elemen2 Islam utk mengakhiri kegaduhan,” ucap Faizal Assegaf.

Diketahui bahwa Mahfud MD adalah sosok pejabat negara yang aktif menyampaikan pandangan dan pendapatnya melalui media sosial.

Baca Juga: Hubungan dengan AS Memanas, Iran Dikabarkan Mulai Bangun Fasilitas Nuklir Bawah Tanah

Belum lama ini Mahfud MD terlibat adu argumen dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui Twitter. 

Keduanya beradu argumen terkait kasus pelanggaran protokol kesehatan yang melibatkan Habib Rizieq. 

"Siap, Kang RK (Ridwan Kamil). Saya bertanggungjawab. Saya yang umumkan HRS diizinkan pulang ke Indonesia, karena dia punya hak hukum untuk pulang," ujar Mahfud MD dalam akun Twitter-nya.

Baca Juga: Bungkam Soal Uighur, Koalisi Muslim Amerika Tuduh Negara-negara OKI Takut dengan China

Mahfud MD mengungkap, penjemputan Habib Rizieq diperbolehkan asal tertib dan sesuai aturan.

"Saya juga yang mengumumkan HRS boleh dijemput, asal tertib dan tak melanggar protokol kesehatan. Saya juga yang minta HRS diantar sampai ke Petamburan," tutur Mahfud MD.

Akan tetapi, Mahfud MD menilai kerumunan massa yang tercipta usai penjemputan Habib Rizieq bukan akibat dari pernyataannya lagi.

Baca Juga: 37 Anggota FPI Diduga Pernah Terlibat Terorisme, Pengamat: Pemerintah Harus Telusuri

"Tapi acara pada malam dan hari-hari berikutnya yang menimbulkan kerumunan orang sudah di luar diskresi yang saya umumkan," kata Mahfud MD.

Cuitan tersebut merupakan balasan untuk pernyataan Ridwan Kamil usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya Pada Rabu, 16 Desember 2020,

Ridwan Kamil menilai, kerumunan tersebut tercipta itu disebabkan pernyataan Mahfud MD.

Baca Juga: Buat Resah Para Orang Tua, Ratusan Pelajar yang Diculik Berhasil Diselamatkan Aparat Keamanan

"Menurut saya, semua kekisruhan yang berlarut-larut ini dimulai sejak adanya statement dari Pak Mahfud, di mana penjemputan HRS ini diizinkan," kata Ridwan Kamil.

Pernyataan tersebut, lanjut Ridwan Kamil, menjadi tafsir bagi simpatisan Habib Rizieq yang membolehkan kerumunan, baik di Bandara Soekarno-Hatta, di Megamendung, atau di Petamburan.

"Di situlah (pernyataan Mahfud MD) menjadi tafsir dari ribuan orang yang datang ke bandara, selama tertib dan damai boleh, maka terjadi kerumunan yang luar biasa," ucap Ridwan Kamil. 

Baca Juga: Tito Karnavian Resah dengan Imbauan 3M: Saya Sering Komplain, Harusnya Ditambah Jadi 4M

"Nah sehingga ada tafsir ini seolah-olah ada diskresi dari Pak Mahfud kepada PSBB di Jakarta, PSBB di Jabar dan lain sebagainya," kata Ridwan Kamil.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x