Mogok Produksi, Harga Tahu dan Tempe di Jabodetabek Naik 20 Persen

- 2 Januari 2021, 20:42 WIB
Ilustrasi tempe dan tahu mengalamai kenaikan harga hingga 20 persen di wilayah Jabodetabek.
Ilustrasi tempe dan tahu mengalamai kenaikan harga hingga 20 persen di wilayah Jabodetabek. /Kolase dari PIXABAY

PR BEKASI – Masyarakat pecinta tahu dan tempe di wilayah Jabodetabek harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk dapat menikmati makanan yang terbuat dari kacang kedelai tersebut.

Pasalnya, mulai Minggu, 3 Januari 2021 besok, harga tempe dan tahu akan mengalami kenaikan hingga 20 persen di seluruh pasar tradisional di wilayah Jabodetabek.

Kenaikan harga tempe dan tahu tersebut dibenarkan oleh Ketua Bidang Keanggotaan DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Dimas Hermadiyansyah.

Baca Juga: Dituding Sabotase Ratusan Vaksin Covid-19, Apoteker di AS Dijatuhi Hukuman Penjara

"Tempe dan tahu ini naik bervariatif sampai 20 persen. Seperti tempe yang ukuran sedang kualitas bagus dari Rp10.000 dijual Rp12.000 sekarang. Tahu juga naik sih sama 20 persen. Itu merata di pasar-pasar Jabodetabek," katanya kepada wartawan, Sabtu, 2 Desember 2021, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari PMJ News.

Dimas Hermadiyansyah menuturkan, kenaikan harga dua bahan pangan favorit masyarakat Indonesia tersebut tidak terlepas dari adanya mogok produksi yang dilakukan sejumlah produsen tahu dan tempe.

Khususnya yang tergabung dalam Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta.

Baca Juga: Khofifah Positif Covid-19, Tim Satgas Penanganan Covid-19 Jatim Lakukan Tracing

"Kenaikan harga sendiri karena ada mogok produksi juga kan dari sejumlah produsen yang tergabung dalam Puskopti. Jadi mereka mungkin mengikuti instruksi Puskopti," jelasnya.

Masih dari keterangannya, aksi mogok produksi tahu dan tempe dipicu adanya lonjakan harga kedelai impor sejak beberapa hari terakhir dari sebelumnya Rp7.200 menjadi Rp9.200 per kilogram.

"Ini membuat produsen kesulitan untuk tetap menjaga kelangsungan usaha di tengah pandemi Covid-19," katanya.

Baca Juga: Positif Covid-19 Tanpa Gejala, Warganet Doakan Kesembuhan Khofifah Indar Parawansa

Sebelumnya, sebanyak 5 ribu pengusaha tahu dan tempe yang tergabung dalam Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta melakukan mogok produksi.

Aksi ini yang dilakukan oleh para pengusaha tahu tempe tersebut untuk memprotes kenaikan harga kedelai.

Dan pada produksi 3 Januari 2021 malam, atau 4 Januari 2021 pagi di pasaran, pengusaha tahu tempe sepakat untuk menaikkan harga jual tahu tempe minimal 20 persen untuk menekan kerugian.

Baca Juga: Ada Niatan Bawa Hubungannya ke Jenjang Pernikahan, Ini Alasan Ayu Ting Ting Memilih Adit Jayusman

Sementara itu, Ketua Umum Sahabat Pengrajin Tempe Pekalongan (SPTP) Indonesia Haryanto mengaku tak sedikit para perajin yang tergabung dalam organisasinya banyak yang gulung tikar akibat dari kenaikan harga kedelai.

"Dengan adanya kenaikan harga kacang kedelai impor yang sangat tinggi dari Rp7.000 menjadi Rp9.500 per kilonya telah menimbulkan keresahan. Lonjakan harga ini membuat para pengrajin gulung tikar," katanya, dikutip dari Antara.

Pengrajin tahu dan tempe asal Pekalongan yang kini tinggal di Tangerang, itu berharap kepada pemerintah untuk bisa menekan kembali harga kedelai seperti semula.

Baca Juga: Minta Pemerintah Larang Berdirinya FPI Baru, Habib Husin: Ini Cuma Akal-akalan HRS Mau Ganti Kulit

"Kami berharap pemerintah bisa menstabilkan kembali harga seperti semula." kata Haryanto berharap.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: PMJ News ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah