Oleh karena itu ketika sudah masuk ke dalam tingkat nasional seperti menteri maka menurut Refly, tanggung jawabnya adalah seluruh rakyat di Republik Indonesia begitu juga sebaliknya.
Baca Juga: Turki Ikut Berduka atas Jatuhnya Sriwijaya Air: Kami Berdoa untuk Saudara-Saudara Kami di Indonesia
"Kalau kaitannya dengan personal touch, maka itu harus lebih diserahkan kepada bupati, wali kota, dan gubernur yang memang memiliki wilayah dan rakyat," ucapnya.
Ia menjelaskan, bukan blusukannya yang menjadi penting, namun tujuan dibalik tindakan Risma di Jakarta tersebut.
"Yang penting adalah apa tujuan dari semua itu, kalau tujuannya tidak diorkestrasi tapi tujuan mulia oke-oke saja. Namun kalau ini kemudian untuk politisasi, misalnya persiapan Pilkada DKI 2022 atau 2024, atau juga untuk menaikkan pasaran di dalam pusaran PIlpres 2024, wah itu kebangetan namanya ya," tuturnya.
Baca Juga: Direkomendasikan Kompolnas, Simak Profil Calon Kapolri Baru Gatot Eddy Pramono
Jika hal tersebut terjadi, menurutnya sama saja dengan Risma memanfaatkan orang miskin untuk mendongkrak popularitasnya.
Tetapi, Refly yakin seorang Risma tidak memiliki niat sekejam itu untuk menaikkan popularitas.
"Saya yakin Risma tidak begitu, dia adalah orang yang peduli, concern, prestasinya juga bagus di Surabaya," ucapnya.
Baca Juga: Penduduk Pulau Lancang Sebut Dengar Suara Keras seperti Bom pada Hari Pesawat Sriwijaya Air Jatuh