Ia menegaskan alasannya mengapa tidak menangis saat ayahandanya meninggal dunia itu karena dirinya ingat dengan perjuangan sang ayah untuk umat.
"Perjuangan beliau saat masih hidup itu demi umat bener-bener demi umat," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari video yang diunggah Kanal Youtube deHakims pada Senin, 18 Januari 2021.
Baca Juga: Cegah Munculnya Ekstremisme Berbasis Kekerasan di Indonesia, Jokowi Terbitkan Perpres
Jawaban tersebut kemudian disambung dengan pertanyaan oleh Irfan Hakim yang mengatakan bahwa biasanya seorang anak ketika ditinggal ayahnya pergi berdakwah dan lebih mementingkan umat daripada anaknya pastinya akan timbul perasaan cemburu dari anak itu.
Kemudian, Al Hasan Ali Jaber mengatakan bahwa perasaan cemburu itu pernah ada namun ia menutupinya dengan menyebut istigfar.
"Perasaan itu pasti pernah ada tapi istigfar inget perjuangan beliau itu baik, niatnya baik, semuanya baik," ujarnya.
Baca Juga: Hari Kesembilan Pencarian Sriwijaya Air, Petugas Temukan KTP Penumpang hingga Casing CVR
"Jadi saya istigfar inget perjuangan beliau yang menginginkan Indonesia ini maju, sejahtera, dan semua kita ini cinta Al-Qur’an," sambungnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa kecintaan Syekh Ali Jaber terhadap Indonesia itu sangat besar. Hal itu dibuktikan dengan rela meninggalkan Madinah dan tinggal di Indonesia.***