"Tidak lama kemudian, Kami menemui keluarganya di depan pintu ruang jenazah. Duka mereka terasa teramat dalam. Sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan akan terjadi secepat itu. Kebersamaan dan gelak tawa berpuluh tahun keluarga itu, kini tersimpan menjadi kenangan," tutur Anies Baswedan.
"Dalam hitungan jam, menjelang maghrib, jasad itu telah tiba di pemakaman dan siap dimasukkan ke peristirahatan terakhirnya di liang kubur," lanjutnya.
Terkait kasus penularan Covid-19 yang kian meningkat, Anies Baswedan menegaskan bahwa hal tersebut benar-benar nyata terjadi dan bukan hanya sekadar angka peningkatan, tetapi telah banyak orang yang gugur dan meregang jawa berawal dari tertularnya oleh virus Covid-19 tersebut.
"Teman-teman semua, ini bukan fiksi dan bukan sekadar angka statistik. Ini akhir dari sebuah perjalanan anak manusia yang diterpa wabah: bermula dari tertular COVID-19 dan berujung pada kematian," tegasnya.
Anies Baswedan menjelaskan lebih lanjut bahwa saat ini penemuan klaster keluarga akibat Covid-19 semakin banyak. Bermula dari tertularnya salah satu anggota keluarga tersebut yang kemudian menyebar ke anggota lainnya.
"Penularan terbanyak saat ini menimpa klaster keluarga. Satu orang terpapar, lalu menularkan pada anggota keluarga lain," ungkapnya.
Lebih lanjut ia menyebut, berdasarkan data saat ini penularan Covid-19 paling banyak dialami oleh usia muda, akan tetapi untuk pasien meninggal dunia oleh Covid banyak terjadi terhadap usia tua.
"Fakta saat ini, paling banyak yang terpapar adalah usia muda, tapi paling banyak meninggal adalah usia tua. Janganlah jadi penular. Ikutlah mencegah penularan," ucapnya.