Media Asing Soroti Hilangnya Ratusan Pengungsi Rohingya di Lhokseumawe

- 29 Januari 2021, 10:06 WIB
Ilustrasi pengungsi Rohingya.
Ilustrasi pengungsi Rohingya. /Mohammed Jamjoom/Al Jazeera

PR BEKASI – Media asing yang bermarkas di Qatar, Al Jazeera menyoroti kasus hilangnya ratusan pengungsi Rohingya di kamp pengungsian Lhokseumawe, Aceh.

Al Jazeera mengatakan, menurut pejabat setempat, ratusan pengungsi Rohingya tersebut telah dijual ke Malaysia.

Dari 400 pengungsi Rohingya yang tiba pada Juni dan September tahun lalu, saat ini hanya tersisa 112 pengungsi di kamp pengungsian Lhokseumawe.

Baca Juga: Jalani Vaksinasi Covid-19 Tahap 2, Ariel Noah: Saat Vaksin Pertama Lumayan Ngantuk

Baik otoritas lokal maupun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sampai saat ini belum dapat menjelaskan keberadaan para pengungsi dari minoritas Muslim tanpa kewarganegaraan asal Myanmar tersebut.

Mereka mengkhawatirkan para pengungsi Rohingya meminta bantuan dari para penyelundup barang untuk membantu mereka menyeberangi Selat Malaka menuju Malaysia.

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Satuan Tugas Penanganan Rohingya di Lhokseumawe, Ridwan Jalil pada Kamis, 28 Januari 2021.

Baca Juga: Pasar Muamalah Transaksi Pakai Dinar-Dirham, Ferdinand: Ini Pemberontakan, Silakan Angkat Kaki dari Indonesia!

"Kami belum tahu kemana mereka pergi. Tapi mereka akan melarikan diri jika mereka dapat menemukan lubang untuk ditinggalkan karena itu adalah tujuan mereka," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Jumat, 29 Januari 2021.

Ribuan orang Rohingya diketahui telah membayar penyelundup barang untuk membawa mereka keluar dari Bangladesh.

Mereka rela melewati perjalanan laut yang mengerikan selama berbulan-bulan yang diselingi oleh wabah penyakit yang tersebar di kapal, mendapat pemukulan oleh para kru kapal, serta menahan lapar untuk bisa mencapai Indonesia dan Malaysia.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Foto Fadli Zon Beri Bantuan Handphone ke Mahasiswa yang Kurang Mampu

Sedikitnya, 18 pengungsi Rohingya dari kamp Lhokseumawe dan lebih dari selusin tersangka pelaku perdagangan manusia baru-baru ini ditangkap oleh polisi beberapa ratus kilometer di selatan kota Medan, Sumatera Utara.

"Kami telah mengamankan belasan pengungsi Rohingya dan belasan pelaku perdagangan manusia di tempat yang sering menjadi tempat penyeberangan ilegal ke Malaysia," kata pihak berwenang.

Para pengungsi Rohingya telah diminta untuk tidak meninggalkan kamp pengungsian, kata badan pengungsi PBB, mengingat risiko yang terlibat dalam perjalanan tersebut.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Foto Fadli Zon Beri Bantuan Handphone ke Mahasiswa yang Kurang Mampu

Tindakan keras militer Myanmar pada 2017, yang menurut penyelidik PBB merupakan genosida, memaksa 750.000 Rohingya melarikan diri melintasi perbatasan ke distrik pesisir tenggara Bangladesh di Cox's Bazar, di mana banyak yang berakhir di kamp-kamp pengungsian yang luas.

"Mereka tetap pergi meskipun kami terus berupaya untuk mengingatkan mereka tentang bahaya dan risiko yang bisa mereka hadapi dengan pergi, termasuk jika mereka menggunakan jasa penyelundup," kata juru bicara Komisi Tinggi PBB Untuk Pengungsi (UNHCR), Mitra Suryono.

Dengan banyaknya etnis Rohingya yang berada di negara lain, diduga menjadi penyebab para pengungsi tersebut pergi ke negara lain untuk menemukan kehidupan yang lebih baik.

Baca Juga: Bikin Geger Batu Hitam Diduga Serpihan Meteor Jatuh Jebol Atap Rumah Milik Warga di Lampung

"Tapi kita harus ingat banyak dari mereka punya saudara di negara lain seperti Malaysia. Itu mungkin salah satu alasan mereka melanjutkan perjalanan," katanya.

Kelompok hak asasi menyalahkan pemerintah Indonesia, yang secara drastis mengurangi keamanan di pemukiman tersebut ketika Rohingya ditempatkan di bawah pengawasan UNHCR bulan lalu.

"Meskipun Indonesia tidak menandatangani konvensi internasional tentang pengungsi, langkah tersebut melanggar kewajibannya untuk melindungi mereka." kata Usman Hamid, direktur kantor Amnesty International di Indonesia.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah