"Jadi bagaimana mungkin, ITB yang awalnya kampus kritis tiba-tiba jadi sarang buzzer. Ini absurd-nya," ujar Rocky Gerung.
"Kalau sekarang hanya jadi persekongkolan untuk mengusir Din Syamsuddin dan Muhammadiyah, itu absurd, mungkin otaknya bisa dilaser supaya pulih lobus frontal-nya," sambungnya.
Baca Juga: Jusuf Kalla Tanya Cara Kritik Tanpa Dipanggil Polisi, Fadjroel Rachman: Baca dan Pelajari UUD 1945
Terakhir, Rocky Gerung juga menyayangkan adanya percatutan nama alumni ITB yang dilakukan oleh GAR ITB, seolah-olah alumni tersebut bagian dari anggota GAR ITB.
"Buzzer itu ternyata bukan hanya ternak Istana tapi juga tukang catut. Jadi penipuan semacam ini yang memanfaatkan nama besar ITB hanya untuk kepentingan jangka pendek, seolah-olah nanti hasilnya bisa langsung berakibat, rekornya diganti, Din Syamsuddin dikeluarkan," tutur Rocky Gerung.
Seperti diketahui, akhir-akhir kabar seputar GAR ITB cukup menyita perhatian publik lantaran melaporkan Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) atas tuduhan radikalisme.***