PR BEKASI – Media asing asal Singapura, Channel News Asia menyoroti potensi kerusakan lingkungan di Indonesia dari pertambangan nikel jika produsen kendaraan listrik Tesla berinvestasi di Indonesia
Seperti diketahui, Tesla dilaporkan telah mengajukan proposal untuk membangun fasilitas produksi baterai di Indonesia.
Akan tetapi, sampai saat ini belum ada pengumuman resmi yang dibuat terkait rencana tersebut dengan Pemerintah Indonesia sebagai pembuat keputusan itu tetap bungkam tentang detailnya.
Baca Juga: Tidak Ada Kompromi kepada Penyelundup Benih Lobster, KKP: Bila Terpaksa Siap Dilumpuhkan
Baca Juga: 7 Tanda Hubungan LDR Sudah Tidak Berjalan dan Berada di Ujung Tanduk
Baca Juga: Tidak Ada Jeranya! Millen Cyrus Terjerat Lagi Kasus Narkoba, Kali Ini Terciduk Saat di Bar
Namun, harapan Indonesia untuk menjadi pusat produksi baterai mobil listrik dunia telah memperlihatkan peningkatan penambangan dan pabrik nikel di seluruh Indonesia.
Berdasarkan catatan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), ada 328 izin usaha pertambangan nikel dalam tahap eksplorasi dan 280 izin usaha pertambangan nikel yang sudah memasuki tahap produksi.
Koordinator JATAM Merah Johansyah bahkan menduga sudah ada ribuan tambang yang beroperasi di seluruh negeri, banyak di antaranya kecil dan diatur dengan ringan.