"Gak apa-apa (banyak persepsi), politik itu kan persepsi, ya sudah kalau memang begitu nanti lihat faktanya saja. Begini, kalau pemerintah main-main, nanti pasti akan digebuki juga sama masyarakat," sambungnya.
Meski demikian, Mahfud MD mengakui bahwa mungkin saja masalah KLB tersebut bisa merugikan citra negara hingga menurunkan indeks demokrasi di Indonesia.
"Mungkin merugikan citra negara, bukan hanya pemerintah. Karena kalau kita baca, turunnya indeks demokrasi itu kan bukan karena pemerintah, tapi karena masyarakat ribut terus, antitoleransi, dan sebagainya, kan itu faktanya," kata Mahfud MD.
Saat ditanya oleh Najwa Shihab apakah Mahfud MD merasa indeks demokrasi semakin turun karena semakin diperparah dengan adanya tindakan Moeldoko yang ikut campur urusan internal Partai Demokrat, dia menjawab mungkin saja.
"Ya mungkin saja, tapi saya tidak merasa begitu. Karena itu bukan urusan saya. Kan itu urusan itu adalah urusan pribadi Pak Moeldoko dan itu urusan presiden," ujar Mahfud MD.
Mahfud MD juga mengungkapkan, meski persoalan KLB Partai Demokrat cukup menghebohkan publik, tapi Presiden Jokowi terkesan biasa-biasa aja.
"Tetapi kalau saya melihat kesan presiden, ya happy-happy saja tuh. Artinya dia kaget betul ketika tahu Pak Moeldoko ikut (KLB), tetapi beliau tidak merasa bahwa ini merusak (citra pemerintah), diam aja tuh. Tapi dia (Jokowi) kaget betul," tutur Mahfud MD.***