Keluarga Pelaku Bom Makassar: Bukakan Pintu Maaf untuk Beliau karena Bukan Atas Kemauannya

- 1 April 2021, 13:59 WIB
Ketua RW di kediaman Lukman, Hamka (kiri) beserta tante dari pelaku bom bunuh diri, Siti Rahma (kanan) meminta masyarakat memaafkan tindakan Lukman dan istrinya.
Ketua RW di kediaman Lukman, Hamka (kiri) beserta tante dari pelaku bom bunuh diri, Siti Rahma (kanan) meminta masyarakat memaafkan tindakan Lukman dan istrinya. /YouTube Najwa Shihab

PR BEKASI - Anggota keluarga, yakni tante dari pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Siti Rahma meminta masyarakat Indonesia dan para korban untuk memaafkan kedua pelaku, yakni Lukman dan istrinya yang berinisial YSF.

Siti Rahma mengaku tidak menyangka Lukman dan istrinya akan melakukan tindakan semacam itu.

"Saya mau sampaikan sama korban-korban lainnya, dari keluarga semua memohon maaf sebesar-besarnya karena kita juga gak tahu ada kejadian begini, kita gak mengharapkan semua kejadiannya begini," ucapnya.

Siti Rahma meminta agar masyarakat dapat memaafkan pelaku, karena dirinya yakin tindakan Lukman dan istrinya terjadi karena sedang dalam pengaruh.

Baca Juga: Lieus Sungkharisma: Saya Nggak Terlalu Percaya Terorisme Bisa Berkembang di Indonesia

Baca Juga: Penyaluran BST Tak Akan Diperpanjang, Mensos: Enggak Ada Anggarannya untuk Itu

Baca Juga: Isu Radikalisme Mencuat, Razman Arif: Selama 2 Periode Masa Pemerintahan SBY, HTI dan FPI Berkembang Pesat

"Terutama semua yang kena musibah pada saat itu, kami mohon maaf atas nama keluarga, bukakan pintu maaf untuk beliau karena bukan atas kemauannya, dia dalam pengaruh," tuturnya.

"Jadi itu harapan kami, semoga mereka bisa memaafkan almarhum dan almarhumah," sambung Siti Rahma. seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan video di kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis, 1 April 2021.

Lebih lanjut, Siti Rahma mengungkapkan bahwa kelakukan Lukman sehari-hari itu biasa-biasa aja dan termasuk anak yang sopan.

Namun, keadaan keluarganya saat ini menurutnya sangat terpukul karena tidak pernah menyangka akan ada kejadian semacam ini.

Baca Juga: Yakini Orang Tua Pelaku Penyerangan Mabes Polri Sangat Sedih, Henry Subiakto: Ini Peringatan bagi Kita Semua

Siti Rahma mengaku sempat bertemu dengan pelaku dan kedua orangtuanya sebelum terjadinya aksi pengeboman tersebut.

Namun saat bertemu, dirinya mengaku tidak melihat kecurigaan apa pun yang dikesankan oleh mereka.

"Tidak ada, semua normal, biasa-biasa saja," ucapnya.

Sementara menurut Hamka seorang Ketua RW di kediaman Lukman, pelaku adalah anak yang sangat sopan, bahkan di tempat kuliahnya pernah mendapat piagam sebagai orang paling sabar dan sopan.

Baca Juga: Isi Dua Surat Wasiat Terduga Teroris Mirip, Mohon Maaf pada Ibu hingga Minta Tinggalkan Riba

"Peristiwa ini betul-betul di luar sangkaan baik bagi keluarga maupun dari teman-teman sekitar begitu," ungkapnya.

"Kami sebagai aparat di sini sangat kaget dan tidak pernah mengira bahwa dia akan berbuat demikian, karena tutur kata dan bahasanya setiap hari tidak pernah menimbulkan kecurigaan bahwa dia ini orangnya ada hubungan dengan yang namanya teroris," sambung Hamka.

Hamka mengungkapkan bahwa Lukman adalah sosok yang rajin salat ke masjid dan setiap pagi selalu mengaji dari subuh hingga jam delapan pagi.

Lebih lanjut, Menurut Rahma, Lukman pernah mengikuti sebuah kajian yang disebutnya cukup bagus.

Baca Juga: Arief Muhammad Layangkan Surat Terbuka, Anya Geraldine hingga Atta Halilintar Beri Dukungan

"Pernah dia cerita ikut kajian, cuman dia bilang ini bagus mah sama orang tuanya, pernah diajar mengaji juga, tapi tidak pernah cerita apa yang dibahas di pengajian itu," kata Rahma.

Perlu diketahui, Kedua pelaku termasuk generasi milenial karena sama-sama kelahiran pertengahan 90-an.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menyebut sepasang generasi muda ini terpapar radikalisme.

"Karena teridentifikasi pelaku kelahiran tahun '95, jadi inisialnya L dengan istrinya adalah termasuk tentunya kalangan milenial yang sudah menjadi ciri khas korban dari propaganda jaringan teroris," ucap Rafli.

Baca Juga: Kutuk Keras Aksi Teror Mabes Polri, Riza Patria: Pencegahan Ekstra Akan Dilakukan Pemprov DKI Jakarta

Mereka berdua berdomisili di Ibu Kota Sulawesi Selatan, Makassar. Kota ini jugalah yang menjadi lokasi sasaran aksi teror mereka berdua.

Mereka berdua tinggal di kontrakan, di Jl Tinumbu, Lorong 132, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar.

Dua pelaku bom bunuh diri itu tergolong sebagai pengantin baru. Usia pernikahan mereka baru satu semester.

Mereka dinikahkan tersangka teroris lain bernama Risaldi, sosok yang ditangkap pada Januari 2021 dan terkait aksi pemboman di Gereja di Jolo, Filipina, pada 2018.

Baca Juga: Duga Teroris yang Serang Mabes Polri Pakai Pistol Mainan, Deddy Corbuzier: Berarti Orang Ini Ditipu

"Saudara L dan YSF ini beberapa bulan yang lalu, tepatnya 6 bulan lalu, dinikahkan oleh Risaldi," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Sebelumnya, Listyo telah menjelaskan bahwa pasutri ini ikut dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok terorisme, di Villa Mutiara.

"Masing-masing perannya bersama dengan L dan YSM, mereka ada dalam satu kelompok Kajian Villa Mutiara namanya," ucap Kapolri Listyo.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube Najwa Shihab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah